• Sabtu, 30 September 2023

Ini Pesan dan Nasehat KH. Hasan Abdullah Sahal terkait Pengelolaan Pondok Pesantren agar Berkembang dan Maju

- Selasa, 30 Mei 2023 | 15:00 WIB
Pesantren di Indonesia bisa berkembang dan maju. (Foto: Ilustrasi Canva)
Pesantren di Indonesia bisa berkembang dan maju. (Foto: Ilustrasi Canva)

 

ngaderes.com - KH. Hasan Abdullah Sahal sebagai pengasun salah satu pondok terbesar di Indonesia sekaligus pendiri beberapa pondok pesantren di Ponorogo, memberikan pesan dan nasihat terkait pengelolaan pondok pesantren agar berkembang dan maju.

Pesan dan nasehat tersebut disampaikan KH. Hasan Abdullah Sahal dalam kesempatan Silaturahmi Himpunan Keluarga dan Alumni Pesantren Putri Al-Mawaddah (HIKAM) Ponorogo, Minggu (28/05/2023).

Pesan dan nasehat yang disampaikan di  antaranya sebagai berikut:

1. Kalau pondok ingin berkembang dan maju, maka pimpinan, pengasuh harus fokus pada santri dan pesantren yang dikelolanya, dan harus memiliki “sibghoh” ke-kiai-an.

Baca Juga: Luar Biasa! Meski Menjadi Jemaah Haji 2023 Tertua dari Indonesia, Mbah Harun Terlihat Sehat

2.  Kecepatan kemajuan pondok diantaranya adalah sesuai kadar diwakafkannya, juga kadar keikhlasannya.

"Bila statusnya wakaf 100% dan ditunjang keikhlasan yang tinggi, Insya Allah akan berkembang dan maju. Tetapi, jika setengah-setengah, maka setengah-setengah pula perkembangan dan kemajuannya," ujar KH. Hasan Abdullah Sahal.

3. Memiliki prinsip bahwa pondok bukan lembaga pergerakan praktis, akan tetapi lembaga pendidikan.

"Fokus mendidik dan mengasuh anak-anak dan menyiapkan mereka untuk menjadi 'mundzirul qaum'. Maka, anak-anak harus dididik tafaqquh fid-din (mendalami ilmu agama) di pondok supaya bisa menjadi
'mundzirul qaum' (penyeru umat)," tuturnya.

KH. Hasan Abdullah Sahal menilai, kondisi yang terjadi saat ini, generasi mundzirul qaum-nya ghoiru mutafaqqih fid-din (tidak mendalami ilmu agama).

"Ini kecelakan besar untuk umat dan bangsa. Kalau pondok meninggalkan sibghoh ini sebagai tempat “tafaqquh fid-din” lalu siapa yang akan mengambil peran ini?" ujarnya.

"Di pondok itu Kiai mendidik kehidupan, bukan sekedar mengatur kehidupan. Mengatur kehidupan itu seperti menejer, direktur, yang penting ada sistem dan Standar Operasional Prosedur (SOP) tinggal jalankan. Akan tetapi mendidik kehidupan itu ketekunan, keikhlasan, keteladanan dan keterpanggilan yang dilandasi oleh nilai-nilai, jiwa, falsafah hidup dan sakralitas," lanjutnya.

Baca Juga: Kisah Azab Kaum Nabi Luth Dalam Al Quran

"Bukan sekedar mengatur bagaimana santri makan, tidur dan sekolah, akan tetapi mendidik mereka cara makan yang benar, cara tidur yang benar, cara belajar yang benar dengan niat dan orientasi yang lurus. Dan itu bukan sekedar diomongkan, tetapi diteladankan. Itulah mendidik," tegasnya.

Halaman:

Editor: Intan Resika Rohmah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X