ngaderes.com - Pesantren dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji dan sebagainya, atau disebut juga pondok.
Lantas bagaimana sebetulnya sistem hidup di pesantren? Pada umumnya, sistem hidup di pesantren di-setting begitu teratur, tertib dan disiplin.
24 jam hidup santri dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali, semua diatur dalam kerangka syariat islam. Berikut sekilas kegiatan sehari-hari yang umumnya dilakukan oleh santri di pesantren.
Baca Juga: HIMADIKTI Garut Gebyar Metaverse: Eksplorasi Seru PTI di Dunia Virtual
Aktivitas yang pertama kali dilakukan oleh santri setelah bangun tidur, sekira pukul 03.30 WIB adalah solat sunnah tahajud atau mengaji Al-Quran di masjid, sambil menunggu waktu solat subuh berjamaah tiba.
Setelah adzan subuh berkumandang, santri pun menunaikan solat subuh berjamaah, kemudian kembali dilanjutkan dengan mengaji Al-Quran sebelum keluar dari masjid.
Masih di waktu subuh, sekira pukul 04.30 WIB, santri diberikan keleluasan waktu untuk melakukan aktivitas apapun sesuai dengan kebutuhannya.
Biasanya waktu tersebut digunakan oleh santri untuk olahraga, bersih-bersih kamar, mencuci pakaian, mandi, menghafal Al-Quran, hadits, pelajaran dan kegiatan lain yang bisa dilakukan di pagi hari.
Menjelang pagi, sekira pukul 06.00 WIB, seluruh santri diwajibkan untuk sarapan di dapur umum yang tersedia di lingkungan pesantren. Setelah selesai sarapan, santri pun bergegas berangkat ke sekolah untuk melakukan kegiatan belajar formal seperti sekolah pada umumnya.
Kurikulum Sekolah di Pesantren
Di sekolah, kurikulum pesantren tidak hanya mempelajari pelajaran umum saja, namun juga terdapat pelajaran aqidah dan pelajaran syariat islam berbasis Al-Quran, hadist dan kitab-kitab ulama muslim.
Para santri pun menerima banyak ilmu dari ustadz dan ustadzah (a.k.a pengajar) selama berada di sekolah. Adapupn durasi santri berkegiatan di sekolah kurang lebih selama 7-8 jam.
Sepulang sekolah, santri segera bergegas menunaikan sholat dzuhur berjama'ah di masjid dan dilanjutkan dengan aktivitas makan siang.
Setelah itu, dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) seperti, pidato tiga bahasa (Arab, Inggris, Indonesia), pramuka, kaligrafi, public speaking, jurnalistik, drum band, band dan masih banyak kegiatan ekskul lainnya.
Artikel Terkait
Kemenag Fasilitasi Pembentukan Badan Usaha Milik Pesantren, Seperti Ini Program yang Sudah Berjalan
Kemenag Tegaskan, Tidak Ada Pungutan Liar di Program Kemandirian Pesantren
Apa Itu Inkubasi Bisnis Pesantren? Ada Jenis Usaha yang Diberi Bantuan Modal oleh Kementerian Agama
Pendaftaran Pesantren Putri Al Mawaddah Ponorogo Gelombang 2 Tahun 2023 Sudah Dibuka
Profil Singkat Pondok Ngabar, Salah Satu Pesantren di Ponorogo