ngaderes.com - Sebagaimana kita ketahui, pelajar identik dengan ilmu pengetahuan dan kewajiban lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran. Sebagai seorang siswa tentu buku adalah barang yang wajib dimiliki bahkan menjadi teman sehari-hari. Namun, pada era digital ini buku bukanlah suatu hal yang diminati.
Hal ini terbukti dari banyaknya anak usia sekolah yang lebih sering berada di depan gadget daripada membaca buku pelajaran. Jika kita menilik laman-laman internet, banyak sekali situs-situs pendidikan yang dapat dikunjungi, tapi nyatanya para anak usia sekolah ini lebih tertarik pada game online ataupun tontonan-tontonan lain yang kurang mendidik daripada situs pendidikan itu sendiri.
Salah satu fenomena yang mencuak dan menjadi trending topik saat ini adalah munculnya seorang anak laki-laki yang sering mengeluarkan kata-kata sedihnya tentang cinta, hingga dijuluki ‘Fajar Sadboy’. Fajar adalah namanya dan sadboy berarti anak laki-laki yang sedih. Sungguh ironi sekali melihat negeri ini, anak se-usia Fajar yang seharusnya berpusing ria dengan berbagai materi yang ada di sekolah, kini ia pusing memikirkan soal cinta.
“Kita berharap pendidikan di Indonesia kembali lagi kepada khittahnya bahwa pendidikan kita mengajarkan dua hal, akhlak dan ilmu. Bukan hanya ilmu saja, akhlak lebih tinggi daripada ilmu itu hakikat dari pendidikan Indonesia dan mudah-mudahan kembali ke sana,” kata Elnino, salah satu anggota Komisi X DPR RI Elnino M. Husein Mohi dalam dalam Rapat Kerja bersama Mendikbud Nadiem Makarim di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Selasa, (24/1/2023).
Dalam kesempatan tersebut, beliau menyinggung tentang viralnya Fajar Sadboy yang menjadi trending topic di mana-mana karena kata-kata puitisnya/quotes-nya tentang cinta yang akhirnya viral. Anak usia sekolah seperti Fajar seharusnya berkutat dengan pendidikan, bukan malah terjerembab dalam hal percintaan. Inilah bukti gagalnya dunia pendidikan dalam menarik anak untuk cinta ilmu pengetahuan.
Dengan pesatnya perkembangan zaman, seharusnya dunia pendidikan Indonesia mampu memberikan inovasi baru yang menarik generasi muda untuk terjun di dalamnya.
Penulis: Maulidya Zuhroussalsabila (Mahasiswa IAIN Ponorogo)
Artikel Terkait
Kisah Viral dan Fenomal Kurban Nabi Ibrahim
KPI Ingatkan Pengelola Siaran Televisi Soal Konten Viral yang Menimbulkan Penyakit Sosial, Jangan Diperluas!