Momen perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia oleh teman-teman kita di
Surabaya pada saat itu adalah sebuah momen pembuktian. Pembuktian bahwa auman singa para pemuda tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan semangat Allahu Akbar, sudah lebih dari cukup untuk meyakinkan hati, menyuarakan semangat dan melangkahkan kaki untuk mengangkat senjata melawan bangsa penindas.
Baca Juga: Minimalisir Begal, Pemkot Bandung akan Perbanyak PJU, PJL, dan CCTV
Puluhan ribu pejuang, pemuda yang berjuang yang rela membuang waktu mudanya untuk mempertahankan wilayahnya, ideologinya, dan rakyatnya. Dan sekali lagi, memang
terbukti bahwa Surabaya masih hadir sampai saat ini, masih bertahan, masih berjaya, dan menjadi saksi atas apa-apa yang dilalui para pemudanya kala itu.
Sudah waktunya, sudah saatnya untuk kita yang mengaku atau yang masih saja belum
menyadari pemuda adalah kita, untuk berbenah. Sejenak berhenti dari seluruh kesibukkan akitifitas yang sedang kita kerjakan untuk memikirkan kembali, tentang apa yang sebenarnya kita mau dan apa yang sebenarnya kita tuju atau kita cita-citakan. Karena pada sejatinya, pemuda adalah sosok penggerak yang berani menantang laut dan melawan arus. Semangatnya sulit untuk dimengerti para kaum tua yang selalu memandang kita adalah anak baru lahir.
Jangan sampai semua sejarah itu hanyalah sejarah tanpa sebuah pembaharuan. Mari kita wariskan, kita rebut kembali kejayaan masa lalu untuk kemenangan hari ini, wahai pemuda-pemudi harapan bangsa, yang dapat menjawab semua teriakan mereka yang tertindas.
Taichung City, 10 November 2022
Oleh Firdaus Fathurrohman
Mahasiswa Pertukaran Internasional NCUT Taiwan
Artikel Terkait
Menguak Makna Di Balik Tabir Sumpah Pemuda Bersama Prof. Ahmad Mansur Suryanegara
Museum Sumpah Pemuda, Bukti Sejarah Kiprah Pemuda
Peristiwa Pasca Deklarasi Sumpah Pemuda
Catatan Pendek pada Hari Pahlawan