Kematian Terindah

- Selasa, 8 Maret 2022 | 11:53 WIB
Ilustrasi kematian terindah. (Sumber foto: canva.com)
Ilustrasi kematian terindah. (Sumber foto: canva.com)

ngaderes.com - Kematian. Tidak perlu ada alasan dan waktu yang tepat untuk kematian. Kapanpun waktunya, kematian bisa tiba kepada siapapun. Meski sebagian orang, terutama orang terdekat akan mengatakan jika kematian orang tersebut terlalu cepat.

Kematian. Alasan apapun yang dipertanyakan oleh orang tentang alasan atau sebab kematian seseorang, tak pernah ada kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tatkala kematian menghampiri seseorang seperti, kenapa tidak ada sakit dulu? kenapa tidak ada tanda-tanda ia akan meninggal? padahal sebelumnya sehat-sehat saja.

Baca Juga: Bantu Jaga Kesehatan Pendengaran, Ingat Penggunaan Headset Saat Meeting Online

Deretan pertanyaan tersebut seolah mengindikasikan bahwa kematian harus ditandai dengan kondisi fisik yang mulai melemah. Padahal, tidak demikian. Namun anggapan tersebut senantiasa berulang.  

Beberapa kali penulis mengamati kematian seseorang yang meninggal dalam keadaan baik, membuat penulis penasaran untuk mencari tahu bagaimana mereka menjalankan kehidupan sebelum kematian

Kisah kematian yang indah

Ustadz Insan Mokoginta.
Ustadz Insan Mokoginta. (Sumber foto: Tangkapan layar Youtube MUALAF CENTER AYA SOFYA)

Seorang tokoh yang dikenal baik di masyarakat mualaf khususnya, yaitu Ustadz Insan Mokoginta, beliau meninggal dalam keadaan melaksanakan tahiyat akhir sholat rawatib maghrib.

Masya Allah, kondisi kematian yang setiap orang pasti rindukan. Mati dalam keadaan sholat, tidak ada yang dia sembah dan dia tuju kecuali Allah.

Tidak semua orang mendapatkan cara kematian seperti itu, bahkan untuk orang islam yang telah islam dari lahir sekalipun. Utusan Allah, Rosulullah, Nabi Muhammad SAW bersabda dari riwayat Muádz bin Jabal RA:

 عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ  

"Barang siapa yang di akhir hayatnya mengucapkan 'la ilaha illallah' (tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah, kecuali Allah SWT), maka ia masuk surga.'' (HR Abu Dawud).

Tentu saja pengucapan kalimat la ilaha ilallah di akhir kehidupan kita harus diiringi pembuktian semasa kehidupan kita. Hal tersebut mustahil terjadi jika hanya pelafalan semata.

Halaman:

Editor: Intan Resika Rohmah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Setruman Negatif Media Sosial Terhadap Mental Remaja

Minggu, 5 Februari 2023 | 12:00 WIB

Peran Kekayaan Intelektual Terhadap Ekonomi Indonesia

Senin, 23 Januari 2023 | 14:10 WIB

Mahasiswa Keren Sebagai Agen Perubahan

Minggu, 1 Januari 2023 | 16:33 WIB

Berjuang Kawan! Sejuta Harapan Menantimu

Minggu, 25 September 2022 | 15:00 WIB

Mengenal Literasi Lewat Karya Sastra

Sabtu, 24 September 2022 | 09:00 WIB

Bukan Tentang Privilege Tetapi Tentang Mindset Sukses

Rabu, 21 September 2022 | 10:30 WIB

Pemuda Milenial Ala Rasulullah SAW

Senin, 12 September 2022 | 10:00 WIB
X