Sultan Abdul Hamid II mengatakan kepada Perancis adalah apabila kalian berani untuk mementaskan teater itu ke publik tersebut maka saya akan menggerakan jari yang jari ini nantinya akan menggerakan ratusan ribu umat muslim ke negara anda. Nah itulah yang dilakukan oleh pemimpin muslim lakukan ketika Alquran dan Nabinya ketika dihina.
Ada banyak cara untuk menunjukkan kepedulian kita kepada nabi Muhammad SAW terlebih ketika sekarang ini, kita kembali kepada masa-masa nabi mendapatkan penghinaan.
Sikap kita jika ini terjadi maka sesuai tuntunan alangkah kita baiknya tidak ikut termakan provokasi. Solusi jika menelisik sejarah, peran pemimpin memegang peranan penting sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang memutus mata rantai provokasi terhadap Islam.
Sultan Abdul Hamid II berani untuk menyatakan sikap tegasnya, lantas bagaimana dengan pemimpin kita saat ini? Tidakkah ancaman mengenai menggerakan masa juga ini serentak dilakukan? Tidakkah kita melakukan hal yang sama bergerak dibalik legalitas dan dukungan negara seperti yang dilakukan provokator itu?
Kita butuh sosok pemimpin yang tegas membela ke-Islamannya, membela Nabinya dengan kebijakan yang diperlukan sehingga pemimpin itu bisa memberikan arahan apa yang harus dilakukan ketika kejadian seperti ini terjadi kembali.
Namun sampai sosok pemimpin itu muncul yang bisa kita lakukan saat ini adalah pertama belajar dan mengajak umat muslim lainnya untuk lebih mencintai Alquran dan Nabinya agar bisa menjelaskan juga kepada orang lain yang masih belum mengetahui serta orang-orang yang nantinya akan berbuat seperti ini.
Semoga tulisan ini menjadi sebuah kebaikan bagi saya khususnya dan umumnya bagi para pembacanya sekalian. Serta mudah-mudahan kita tidak termasuk kepada golongan yang mengabaikan Nabi dan Alquran ketika dihina, dibakar serta diceritakan yang buruk. Semoga Allah memberikan kebaikan bagi umat muslim di dunia, dan mempersatukan umat muslim di dunia. ***
Penulis : Taufik Budiarto
Editor : Annisa
Artikel Terkait
Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sejarahnya Dulu Hingga Kini Punya Taman Asmaul Husna
Motif Dibalik Pembakaran Al Quran dan Penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW (Bagian 1)
Hikmah Perjalanan Nabi Musa di Majma’al Bahrain