ngaderes.com - Pejabat rumah sakit mengatakan sedikitnya 59 orang tewas dan lebih dari 150 orang lagi cedera dalam ledakan di Peshawar, barat laut Pakistan.
Puluhan orang tewas dalam serangan bom yang menargetkan sebuah masjid di sebuah kompleks keamanan di kota Peshawar, Pakistan barat laut, menurut pihak berwenang.
Muhammed Asim, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 59 orang tewas dan 157 lainnya luka-luka dalam ledakan itu. Polisi kemudian mengkonfirmasi jumlah korban tewas.
Siddique Khan, seorang pejabat polisi, mengatakan penyerang meledakkan dirinya saat berada di antara jamaah. Pihak berwenang mengatakan 27 dari yang tewas adalah petugas polisi
Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan (Tehreek-e-Taliban, atau TTP), awalnya mengaku bertanggung jawab atas serangan itu di Twitter.
Namun beberapa jam kemudian, juru bicara TTP Mohammad Khurasani menjauhkan kelompok itu dari pengeboman, dengan mengatakan bahwa bukan kebijakannya untuk menyasar masjid, seminari, dan tempat-tempat keagamaan. Dia tidak membahas mengapa seorang komandan TTP mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
"Tehreek-e-Taliban tidak ada hubungannya dengan serangan ini," kata pernyataan TTP.
masjid ini terletak di dalam kompleks berbenteng tinggi yang mencakup markas besar kepolisian provinsi dan departemen kontraterorisme.
Pihak berwenang mengatakan sebagian bangunan runtuh dan banyak orang dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan.
Kepala Polisi Peshawar Muhammad Ijaz Khan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi bahwa kapasitas aula utama masjid hampir mencapai 300 orang dan "hampir penuh" pada saat ledakan terjadi.
masjid tersebut berada di dalam Garis Polisi Peshawar, area yang merupakan bagian dari zona merah kota tempat sejumlah instalasi penting pemerintah berada, termasuk Gedung Menteri Utama, Gedung Gubernur, dan gedung majelis provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Kamal Hyder dari Al Jazeera, melaporkan dari Islamabad, mengatakan bahwa “pembom bunuh diri [dilaporkan] duduk di barisan depan salat berjamaah di dalam masjid”.
Shahid Ali, seorang polisi yang selamat dari serangan itu, mengatakan ledakan itu terjadi beberapa detik setelah salat dimulai.
“Saya melihat asap hitam membubung ke langit. Saya berlari keluar untuk menyelamatkan hidup saya,” kata pria berusia 47 tahun itu kepada kantor berita AFP.
Artikel Terkait
Masjid Tegalsari dan Makam Kyai Ageng Mohammad Besari, Wisata Religi Tersohor di Ponorogo
Pemkot Bandung Pastikan Akan Bantu Jaga Masjid Raya Al Jabbar