ngaderes.com - Tim klaster Abdimas Prodi Bahasa Jepang Universitas Widyatama Bandung memberikan pelatihan bahasa Jepang dasar kepada mahasiswa Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu pada hari Kamis, 22 Desember 2022 lalu.
Pelatihan yang diikuti oleh 136 orang peserta tersebut disajikan secara daring dalam format live streaming.
Dalam acara tersebut turut hadir pula jajaran struktural Poltekkes Kemenkes Bengkulu, di antaranya Eliana, SKM., MPH. selaku Direktur yang memberikan sambutan sekaligus membuka acara; Wakil Direktur 2, Dahrizal, SKp., MPH.; Kapus PPM, DR. Susilo Damarini, M.Kes.; Kapus Mutu, Yeni, MGz; dan Kaprodi Keperawatan NS. Hermansyah, S.Kep., M.Kep. Kegiatan Abdimas ini pun dapat terselenggara atas dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Widyatama.
Total durasi pelatihan adalah 7 jam, terbagi menjadi 5 sesi. Pada sesi pertama, Nurza Ariestafuri, S.S., M.Pd. menjadi widyaiswara untuk materi “Salam dan Perkenalan Diri”.
Sesi selanjutnya adalah “Pengenalan Huruf Kana” yang disampaikan oleh Hardianto Rahardjo, M.Pd.
Tiga sesi berikutnya yang dilaksanakan setelah rehat adalah “Angka dan Jam” oleh Uning Kuraesin, Dra., M.Pd; kemudian “Hari dan Tanggal” oleh Ningrum Tresnasari, S.S., M.A; dan yang terakhir adalah “Kalimat Sederhana” dengan widyaiswara Raden Novitasari, S.S, M.Hum.
Para peserta menunjukkan antusiasme besar terhadap pelatihan ini. Hasil umpan balik sebagian besar peserta pun menyatakan bahwa topik yang dibawakan cukup menarik dan menjadi pengetahuan baru.
Beberapa peserta mengatakan, mereka mendapatkan pemahaman tentang bahasa Jepang dasar setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Prodi Bahasa Jepang Universitas Widyatama.

Kerja sama antara Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan Prodi Bahasa Jepang Universitas Widyatama Bandung terjalin karena adanya kebutuhan terhadap tenaga pengajar bahasa Jepang.
Menurut Hermansyah, Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu merupakan salah satu prodi yang cukup banyak mengirimkan calon perawat ke Jepang.
Sayangnya, belum ada pengajaran bahasa Jepang dalam kurikulum karena tidak adanya pengajar. Oleh karena itu, kegiatan Abdimas tersebut sangat diapresiasi dan kedua pihak berharap kerja sama akan berlanjut.