ngaderes.com - Di era digital sekarang ini, penggunaan smartphone berteknologi tinggi oleh anak-anak usia dini merupakan pemandangan yang lazim, khususnya di kota-kota besar.
Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa 56,1% anak-anak usia dini yang berusia batita sampai 6 tahun di Indonesia sudah menggunakan gawai atau internet untuk bermain. Oleh karena itu fenomena anak-anak kecanduan game online yang terjadi akhir-akhir ini, merupakan ekses negatif dari diperkenalkannya mereka dengan permainan modern berbasis internet di usia dini.
Tentu saja hal ini akan berdampak sangat serius tidak hanya pada perkembangan mental, emosional, dan sosial anak, tetapi juga pada perkembangan kognisi, afeksi dan psikomotorik anak.
Baca Juga: Atasi Masalah Sampah, Wali Kota Bandung Ajak Warga Terapkan Kang Pisman
Kondisi kecenderungan di atas semakin memprihatinkan. Oleh karena itu, kluster Pengabdian pada Masyrakat (PKM) dan Penelitian Prodi Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Widyatama, pada tanggal 12 Januari 2023 mengadakan kegiatan penyuluhan kepada guru-guru dan kepala sekolah Pendidikan Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Cikaum, Subang Jawa Barat.

Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Serba Guna (GSG) Kecamatan Cikaum tersebut diikuti oleh kurang lebih 120 peserta dan dihadiri oleh ketua Himpaudi Kecamatan Cikaum, Korwil Kec.Cikaum, PD Himpaudi Subang, Ketua Himpaudi Kabupaten Subang, Kapolsek dan Camat Cikaum Subang.
Kegiatan ini sepenuhunya didanai oleh Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Modal Intelektual Universitas Widyatama. Oleh karena itu, seluruh tim yang terlibat dalam kegiatan ini mengucapkan terima kasih atas dukungan moril maupun materil yang sudah diberikan oleh Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Modal Intelektual Universitas Widyatama sehingga kegiatan ini berjalan sukses.
Penyuluhan yang berjudul “Simulasi Kreatifitas dalam Peningkatan Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotor Anak melalui Permainan Tradisional Sunda” bertujuan untuk lebih memperkenalkan permainan tradisonal anak sebagai warisan budaya tradisonal Sunda yang perlu dijaga serta dilestarikan, mengingat di era sekarang ini mulai ditinggalkan.
Permainan tradisional seperti petak umpet, enggrang, oray-orayan, galah, gatrik dan lain-lain memiliki banyak manfaat baik dari aspek fisik, psikis, maupun fisik anak.
Aspek fisik membuat tubuh semakin sehat karena cenderung menggunakan olah fisik (psikomotorik). Dari aspek psikis (mental/afeksi) seperti mengembangkan imajinasi, dan mengekspresikan emosi kreativitas, berkerja sama, serta interaksi. Selain itu, dalam setiap permainan tradisonal juga melibatkan aspek lainnya seperti kognisi memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Baca Juga: Indonesia Masters 2023: Laju Jafar/Aisyah Belum Tertahan
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut disampaikan cukup banyak materi oleh beberapa narasumber. Materi pertama dengan tema Pembentukan Karakter Anak melalui Permainan Tradisional disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Bapak Dr. Hendar, MPd.
Artikel Terkait
Catat Rekor MURI, Belasan Ribu Anak di Ponorogo Menari Massal Krido Warok Cilik
50 Anak Kota Bandung Pamerkan Karya Lukis Pada Acara “Mesalin”
Lewat Nobar, Yayasan Graha Dhuafa Indonesia Bagi Kebahagiaan Bersama Anak Hebat
Perempuan Muda Karya (PMK) Adakan Talkshow Peran Wanita sebagai Tiang Negara Dalam Mendidik Anak
Menteri PPPA Lakukan Rapat Koordinasi Lintas Sektor Terkait Perlindungan Anak Korban Kekerasan Seksual