Selama tiga bulan ia dan rekan-rekannya dibimbing untuk memahami dan menyosialisasikan anti perundungan.
"Dua kali dalam seminggu dapat bintek. Dikasih penjelasan mengenai contoh dan dampak perundungan," sebut Arun.
Pada acara puncaknya Arun menampilkan karya puisi untuk mengajak teman-temannya melawan bullying. Ia mengaku, dengan adanya program Roots, bullying di sekitarnya menjadi berkurang.
"Berkurang. Dulu ada kakak kelas yang sering melabrak adek kelas. Dengan adanya Roots ini bisa menyadarkan dia dan teman-temannya," akunya.
Menurutnya, cara yang efektif dalam mengingatkan perkara perundungan antar teman sebaya dengan pembawaan yang santai.
"Saat kita mengajak teman untuk menolak bullying itu tidak bisa dengan cara halus atau menasehati. Paling masuk itu kalau kita lebih seru mengajaknya, jadi lebih bersahabat. Biar tidak terkesan menggurui soalnya kan kita sepantar," imbuhnya.
Artikel Terkait
Siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Malang Meraih Prestasi dalam Ajang Internasional IChO 2022
DP3A Dampingi Korban dan Pelaku Bullying Hingga Proses Akhir