ngaderes.com - Kabar baik kembali datang dari Universitas Widyatama pada bulan kemerdekaan Republik Indonesia ini. Mahasiswa Prodi S1 Bahasa Jepang Universitas Widyatama kembali meraih prestasi dalam ajang bergengsi 14th CK Classic International Open Taekwondo Championship di Malaysia. Rahmania Syahzanan Maqdir, salah satu mahasiswa Prodi S1 Bahasa Jepang Universitas Widyatama membawa pulang bronze medal bagi Universitas Widyatama.
Baca Juga: Indonesia Agresif Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Berbasis Listrik
Rahmania, mengaku bahwa pada awalnya ia tidak merasa optimis untuk mengikuti ajang tersebut karena ia sudah lama tidak berlatih, asma yang suka kambuh dan kondisi fisiknya. Akan tetapi atas kegigihan dan kerja kerasnya ia pun berhasil meraih bronze medal. Menurutnya hal tersebut harus dipertahankan dengan konsisten dan ditingkatkan.
"Sebelumnya saya sudah sekitar 1 - 2 tahun nggak ikut kejuaraan dan lama sudah nggak latihan karena asma saya lagi suka kambuh parah. Sama orangtua pun tidak diizinkan untuk taekwondo dulu. Akhirnya sudah mulai pulih dan dibolehkan latihan kembali, kebetulan ada kejuaraan internasional Malaysia. Dan saya termasuk ketinggalan jauh fisiknya dari teman-teman atlet saya tapi saya tetap berusaha, berusaha 2 kali lipat agar mencapai fisik atlet yang diinginkan pelatih saya. Akhirnya dengan terus berjuang, hingga mendapatkan perunggu. Bagi saya, sudah sangat bersyukur saya mendapatkan perunggu di kejuaraan internasional. Cukup memuaskan, tetapi harus terus dipertahankan konsistensi dari latihan dan ditingkatkan kembali untuk perlombaan selanjutnya", terangnya.
Ia pun mengungkapkan kesulitan yang dihadapi saat mengikuti ajang tersebut ialah kondisi fisiknya yang mudah turun sehingga perlunya kedisiplinan tinggi.
Baca Juga: 4 Tips Memotivasi Diri Sendiri, Lakukan Hal Ini Agar Anda Bisa Sampai di Puncak Tangga Kesuksesan
"Kesulitan saya mungkin lebih di saat persiapan kejuaraan, karena fisik saya yang mudah turun. Harus ada kedisiplinan yang tinggi", jelasnya.
Rahmania mengungkapkan pula hal yang berkesan baginya saat mengikuti ajang tersebut, yaitu saat menghabiskan waktu bersama dengan sesama atlet dan coach dan mendapatkan pengalaman baru melawan atlet pelatnas Malaysia yang menjadi hal pertama kali baginya.
"Yang berkesan adalah membuat bonding antar sesama atlet dan dengan coach dan manager. Kami menghabiskan waktu bersama sehingga meningkatkan kekompakkan, ntah saling memberi saran dalam latihan, saling memberi motivasi, memberi semangat, dan lain lain. Dan juga, saya melawan atlet pelatnas Malaysia. Itu adalah pertama kali bagi saya", ucapnya.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2022: Tunggal Putra dan Ganda Putra Jadi Sektor Tumpuan Indonesia
Tidak lupa, ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Universitas Widyatama, dosen wali, dan teman-temannya atas dukungan dan doa yang diberikan sehingga membuatnya termotivasi.
"Saya sangat berterima kasih kepada Universitas Widyatama telah memberangkatkan saya dan mendukung untuk kejuaraan ini. Juga kepada wali dosen saya, Hety Sensei telah membantu banyak ketika saya masih persiapan kejuaraan. Terima kasih banyak sensei. Dan kepada teman-teman, terimakasih atas doa dan dukungannya. Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah menemani saya latihan. Tanpa doa dan dukungan kalian mungkin saya tidak akan termotivasi setinggi ini untuk membawa nama bangsa Indonesia dan kampus", jelasnya.
Ia pun mengungkapkan harapannya agar mahasiswa lain agar tetap fokus, disiplin, dan tidak takut untuk mecoba hal-hal baru yang diluar zona nyaman mereka.
"Harapan saya bagi mahasiswa lain adalah tetap fokus yang ada di depan kalian. Selesaikan satu masalah dahulu, baru masalah lainnya. Sehingga nantinya mantap dalam mengerjakan suatu urusan. Tidak lupa dengan kedisiplinan pada diri sendiri, contohnya disiplin waktu. Dan jangan takut untuk mecoba hal-hal baru, yang diluar zona nyaman kalian. Kalian tidak pernah tau bakat terpendam kalian apa jika tidak mencoba", ucapnya.
Tentunya hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Prodi S1 Bahasa Jepang dan Universitas Widyatama. Hal ini dapat menunjukkan bahwa Prodi S1 Bahasa Jepang dan Universitas Widyatama yang tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik saja, tetapi bidang non-akademiknya pun tidak kalah berprestasi. ***
Penulis : Purbasari Salsabila
Editor : Alya Larasati
Artikel Terkait
Omar Mukhtar, Ketika Guru Ngaji Berusia 65 Tahun Mengalahkan 9 Tank Canggih Italia
Cocok Buat Bersantai, Yuk Kunjungi Tiga Taman Kece di Kota Bandung
Air Keran Layak Minum di IKN Nusantara
Kejuaraan Dunia 2022: Pelatih Irwansyah Komentari Hasil Undian Tim Tunggal Putra Indonesia