ngaderes.com - Rusia menolak putusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nation (UN) pada hari Jumat (25/02/2022). Dewan Keamanan PBB rencananya akan menuntut agar Moskow segera menghentikan serangannya terhadap Ukraina.
Selain itu, Dewan Keamanan PBB pun meminta Rusia menarik semua pasukannya.
Jajaran Dewan Keamanan PBB menilai, tindakan Rusia sebagai langkah yang menurut beberapa anggota Dewan menyedihkan, tetapi tak terhindarkan.
Baca Juga: Persib Ditahan Imbang Persela 1-1, Gagal Puncaki Klasemen Sementara
Meskipun Rusia sebagai anggota tetap Dewan, menolak untuk mendukung rancangan resolusi yang sudah dibuat oleh Dewan Keamanan PBB, sebelas dari 15 anggota badan PBB memberikan suara mendukung. Sementara India, Cina dan Uni Emirat Arab menjauhkan diri dari pemungutan suara, dalam arti lain tidak memberi suara.
Jangan pernah menyerah
Berbicara kepada wartawan setelah sesi tersebut, sebagaimana dikutip dari laman resmi United Nation atau PBB un.org, Sekretaris Jenderal António Guterres menekankan bahwa pihaknya tidak boleh menyerah.
“Kita harus memberi kesempatan perdamaian lagi. Prajurit harus kembali ke barak mereka. Para pemimpin perlu beralih ke jalur dialog dan perdamaian,” katanya.
Dan terlepas dari tantangan operasional yang berkembang, Guterres meyakinkan bahwa PBB sedang meningkatkan pengiriman bantuan penyelamatan jiwa di kedua sisi jalur kontak.
Koordinator khusus PBB
Dengan latar belakang kebutuhan kemanusiaan yang berlipat ganda, warga sipil yang dalam kondisi kritis serta setidaknya 100.000 warga Ukraina dilaporkan meninggalkan rumah mereka.
Sehingga banyak dari warga Ukraina yang menyeberang ke negara-negara tetangga.
Meninjau krisis yang berkembang di wilayah Ukraina tersebut, Guterres mengumumkan penunjukan Amin Awad sebagai Koordinator Krisis PBB untuk Ukraina.
Baca Juga: Tata Cara Sholat Dhuha Lengkap : Bacaan Niat, Doa dan Artinya
Artikel Terkait
Sejarah Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)