NEWS - Mengingat kenangan masa kecil pasti tak jauh dari pengalaman baik ataupun buruk. Setiap pengalaman-pengalaman tersebut tentunya memberikan rasa kebahagiaan maupun kesedihan. Perasaan tersebut kemudian masih ada dan bahkan terbawa dalam alam bawah sadar sampai pada usia dewasa. Luka-luka masa kecil yang belum pulih ini bisa berdampak buruk terhadap kehidupan di masa dewasa (Inner Child Terluka). Hal ini kemudian dibahas dalam ilmu Psikologi yang disebut Inner Child. Psikolog Jainal Ilmi, M.Psi., dalam acara Webinar yang diselenggarakan oleh LSO OASIS UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada Sabtu (20/11 2021) mengatakan bahwa Inner Child merupakan bagian dari manusia yang terbentuk dari masa kecil dan terbawa hingga dewasa. Bagian tersebut bisa jadi menggambarkan hal-hal tertentu yang terlupakan di masa kecil yang tidak selalu negatif tapi bisa juga positif. “Inner Child tidak melulu Negatif,” ucap Jainal. Founder Catatan Psikologi itu menjelaskan bahwa proses terbentuknya Inner Child ini secara bertahap dengan jenis kejadian yang hampir mirip. Ia mengibarat Inner Child ini terjadi seperti efek bola salju, semakin lama semakin besar dan sewaktu-waktu bisa meledak. “Inner Child tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi bertahap,” ujarnya. Inner Child menurut Jainal bisa terbentuk dari banyak sebab seperti kehilangan sosok orang tua di masa kecil, mengalami pelecehan seksual, diabaikan oleh keluarga, memiliki penyakit serius yang susah disembuhkan, mengalami bencana alam yang sangat merugikan, menjadi korban kekerasan secara fisik atau mental, penyalahgunaan zat oleh anggota keluarga, serta gangguan psikologis parah yang diderita anggota keluarga.
Tanda Kondisi Inner Child yang Terluka
Jainal juga memaparkan tanda-tanda mengenai kondisi Inner Child yang terluka, di antaranya:- Memiliki rasa harga diri yang rendah dan mudah minder
- Susana hati cenderung tidak stabil dan mudah emosi
- Sulit membedakan serius dan bercanda
- Menjadi over kompetitif hingga toxic bagi diri sendiri
- Sulit membangun hubungan/kepercayaan dengan orang lain
- Kecanduan pada hal-hal buruk
- Krisis identitas dan mudah bingung dalam mengambil keputusan
- Menjadi manipulatif, pasif dan agresif.