ngaderes.com - Komitmen Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membangun ekosistem mobil listrik (Electric Vehicle/EV) dinilai sebagai langkah yang sangat tepat oleh peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ropiudin.
"Kesepakatan ASEAN untuk membangun ekosistem kendaraan listrik merupakan langkah tepat yang perlu disambut dengan baik," kata Ropiudin dihubungi dari Jakarta, Jumat (12/5/2023), seperti dilansir dari situs resmi Humas Pemprov Jabar.
Menurut peneliti senior laboratorium teknik sistem termal dan energi terbarukan Unsoed, pembangunan ekosistem kendaraan listrik di kawasan ASEAN adalah hal yang penting dan bermanfaat untuk menjaga lingkungan serta mengurangi polusi udara secara bersama-sama.
Baca Juga: Prasangka, Sebaiknya Hindari! Karena Merugikan Diri dan Orang Lain
Dia menambahkan bahwa kendaraan listrik yang menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, air, panas bumi, atau biomassa dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
Meskipun begitu, Ketua Bidang Riset Aliansi Dosen Nahada (ADN) Jateng-DIY menambahkan bahwa ada beberapa tantangan dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik, seperti harga kendaraan listrik yang masih lebih tinggi daripada kendaraan konvensional dan perlu peningkatan infrastruktur pengisian baterai.
"Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan harga kendaraan listrik serta memperluas infrastruktur pengisian baterai," katanya.
Ropiudin juga mengatakan sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mendorong adopsi kendaraan listrik guna mencapai target pengurangan emisi global.
Baca Juga: Ini 5 Manfaat Masker Tomat dan Cara Membuatnya untuk Perawatan Wajah
Namun, kata dia, hal tersebut harus dilihat secara holistik dan memperhatikan ketersediaan dan keberlanjutan sumber daya energi yang digunakan untuk memproduksi listrik.
Presiden RI Joko Widodo di akhir rangkaian KTT ke-42 ASEAN 2023 menyatakan bahwa salah satu dari tiga poin utama kesepakatan yang dihasilkan adalah penguatan kerja sama ekonomi. ASEAN dikatakan Presiden Jokowi sepakat membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia, sehingga hilirisasi industri menjadi kuncinya.
Kesepakatan kedua adalah perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia. Ketiga adalah ASEAN bulat menyatakan bahwa pencederaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa ditoleransi. Five-point Consensus memandatkan ASEAN harus engage dengan semua stakeholders. Inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN karena kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan.***
Artikel Terkait
Antisipasi Cuaca Buruk pada KTT ke-42 ASEAN, Begini Cara BMKG Lancarkan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca
Presiden Jokowi Sampaikan Hasil KTT Ke-42 ASEAN, Salah Satunya Perlindungan Pekerja Migran