ngaderes.com - Pada dini hari Sabtu (06/05/2023), bencana longsor melanda dua desa di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, dikarenakan adanya curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, kejadian longsor tersebut terjadi di Desa Cisarua dan Desa Parakan.
Akibatnya, sebanyak 5 rumah mengalami kerusakan dan 49 rumah lainnya terancam, serta beberapa fasilitas umum seperti madrasah, masjid, dan makam umum yang berada di Kampung Cipulus Desa Cisarua mengalami kerusakan parah.
Baca Juga: Seperti Ini Cara Sikapi Perubahan Iklim Kata Pengamat Lingkungan Unair
Masyarakat setempat bersama dinas teknis, UPT, dan Forkopimcam Samarang bergotong royong membersihkan material longsor yang menghambat dan mengganggu saluran air sebagai upaya penanganan bencana tersebut.
"Sehingga air meluber dan masuk ke beberapa rumah yang kebetulan rumahnya ada yang di bawah drainese dan ada juga yang sejajàr dengan drainase," ujarnya seperti dilansir dari situs resmi Humas Pemprov Jabar.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Garut melalui Dinas Sosial langsung bergerak cepat memberikan bantuan dukungan kebutuhan makanan dan juga dukungan kerja bakti dan penyintas dari BPBD Garut.
"Akan dilanjutkan penormalan saluran dibantu alat berat dari Dinas PUPR Kabupaten Garut, untuk mempercepat proses pembersihan material longsoran," ucapnya.
Baca Juga: Banyak Menghabiskan Waktu dengan Scroll TikTok, TikTok Batasi Screen Time bagi Pengguna Remaja
Ia memaparkan tidak ada korban jiwa akibat adanya bencana longsor ini, karena masyarakat dapat melakukan mitigasi secara mandiri.
Satria Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menyikapi siklus perubahan cuaca atau pancaroba yang sedang terjadi, dan juga diharapkan mampu meningkatkan kembali budaya gotong-royong dengan cara membersihkan gorong-gorong yang telah mengalami pendangkalan atau sedimentasi.
"Kemudian tidak membuang sampah sembarangan, dapat menanam pohon tegakan yang berakar kuat untuk menahan erosi, dan meningkatkan kembali budaya siskamling untuk lebih efektif dalam memberikan informasi terhadap lingkungannya," ucapnya.***
Artikel Terkait
Hujan Deras Landa Ponorogo, Banjir dan Tanah Longsor Terjadi Di Beberapa Titik
Akibat Tanah Longsor, Tanaman Padi Rusak dan Aliran Sungai Tersumbat di Dukuh Jabag Desa Tumpak Pelem Ponorogo