ngaderes.com - Dalam menjalani kehidupan, setiap manusia tentu memiliki peran hidup masing-masing. Baik itu peran di dalam keluarga, di sekolah, di tempat kerja, di lingkaran pertemanan, di lingkungan tetangga, organisasi, komunitas dan dimanapun berada.
Peran hidup tersebut seolah tidak bisa lepas dari diri manusia sebagai makhluk sosial. Seperti sudah sunnatullah, seorang manusia memiliki peran ganda dalam hidupnya.
Kita lihat saja peran hidup yang diemban oleh salah satu manusia terbaik di mata Allah SWT yaitu Nabi Allah, Rosul Allah, Muhammad SAW.
Baca Juga: Fakta Menarik Setelah Kepindahan Pratama Arhan ke Liga Jepang
Nabi Muhammad SAW mengemban beberapa peran hidup, diantaranya sebagai manusia biasa hamba Allah SWT. Selain itu, sebagai seorang anak yang diasuh oleh pamannya. Kemudian sebagai seorang suami dan ayah. Peran terberat yang pernah diemban dalam hidup Nabi Muhammad adalah sebagai Nabi Allah dan Rosul Allah.
Apa saja peran hidup kita hari ini?
Sepertinya, sesekali kita perlu merinci dan menuliskan dalam catatan, apa saja sih peran hidup yang Allah SWT titipkan pada kita hari ini? Apa saja peran hidup yang sedang diemban dan perlu ditunaikan sesuai dengan yang Allah SWT ridhoi?
Peran sebagai hamba Allah SWT, peran sebagai anak, orang tua, suami, istri, pelajar, pengajar, pekerja, pemimpin, pengasuh, pendidik, atau pun peran profesi lainnya.
Allah SWT menjelaskan pada kita dalam Kitab Alquran surat Al Isra ayat 36, bahwa dalam menjalankan peran kehidupan, haruslah didasari dengan ilmu. Sebab apa yang kita lakukan saat menjalankan peran tersebut, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya,” tegas Allah SWT dalam Kitab Alquran surat Al Isra ayat 36.
Bagaimana jika menjalankan peran hidup tanpa ilmu?
Meski Allah SWT sudah menyampaikan dengan tegas, bahwa dalam menjalankan segala sesuatu hal, termasuk menjalankan peran hidup, apapun perannya, perlu didasari dengan ilmu, tetap ada sebagian manusia yang menjalankan peran hidupnya tanpa ilmu.
Terkait hal tersebut, Salah seorang Pengurus Yayasan Al-Arham dari lembaga Pesantren Putri Al-Mawaddah, Al-Ustadz Chabib menyampaikan dalam kesempatan kajian Mujahadah di hadapan para ustadzah pengabdian Pesantren Putri Al-Mawaddah, bahwa jangan sampai kita mengerjakan sesuatu tanpa ilmu.
Ustadz Chabib juga menjelaskan bahwa banyak dari manusia itu mengerjakan sesuatu hanya berdasarkan prasangka atau dzhon.
Artikel Terkait
Mencintai Diri Sendiri, Wujud Rasa Syukur Kepada Allah
Segala Kebaikan Datangnya dari Allah, Sedangkan Segala Keburukan Datang Karena Kesalahan Manusia
Tuhan yang Maha Pencipta Ciptakan Siang untuk Bekerja Malam untuk Istirahat, Allah: Suka Hamba Pekerja Keras