Keteguhan Akidah Sang Budak, Kisah Bilal bin Rabah

- Kamis, 10 Februari 2022 | 20:31 WIB
Bilal bin Rabbah menegakkan akidah Islam meski disiksa berkali kali (https://twitter.com/barajoun?lang=en)
Bilal bin Rabbah menegakkan akidah Islam meski disiksa berkali kali (https://twitter.com/barajoun?lang=en)

ngaderes.com - Nama Bilal bin Rabah mungkin sudah tak asing lagi di kalangan umat muslim. Bagaimana tidak, kisah Bilal bin Rabah ini sangat fenomenal hingga tak bosan untuk dikaji dan didengar. Kisahnya mampu menggugah keyakinan umat muslim untuk senantiasa teguh dalam mempertahankan Akidah.

Lantas, siapakah Bilal bin Rabah ini? Bagaimana kisahnya? Apa saja teladan sikap yang bisa ditiru oleh kita semua? 

Bilal bin Rabah lahir di daerah Sarah kira-kira 34 tahun sebelum hijrah. Sebagian orang memanggilnya dengan sebutan Ibnu Sauda (anak budak hitam). Bilal bin Rabah lahir dari seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah pada saat itu. Ibunya bernama Hamamah. Sedangkan ayahnya dikenal dengan nama Rabah.

Baca Juga: Kesimpulan dan Rekomendasi Konvensi Nasional Media Massa HPN 2022 Terkait Membangun Media Massa Berkelanjutan

Bilal tumbuh sebagai budak dari salah seorang pemuka kafir Quraisy. Ia pun termasuk orang yang paling dahulu masuk Islam dari kalangan budak di luar orang-orang pertama yang masuk Islam (As Sabiquna Al Awwalun).

Saat Nabi Muhmmad SAW diangkat menjadi Rasul, yang pertama masuk Islam adalah istri beliau yakni Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin. Lalu Abu Bakar As Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir dan ibunya Sumayyah, Shuhaib Ar Rumy, dan Miqdad bin Al Aswad. Disusul kemudian Bilan bin Rabah.

Abu Bakar As Shiddiq dan Ali bin Abi Thalib memiliki keluarga dan kaum yang dapat melindungi mereka. Sedangkan para budak yang termasuk Mustad’afin (orang-orang lemah).

Baca Juga: Ini Jenis Obat Covid-19 Gratis dari Kemenkes

Kafir Quraisy menyiksa para budak ini untuk menakut-nakuti masyarakat Mekah agar tidak mengikuti ajaran agama yang dibawa Muhammad SAW dan pengikutnya.

Para Mustad’afin ini merasakan penyiksaan yang begitu hebat dari kafir Quraisy. Abu Jahal telah berlaku keji kepada Sumayyah, ibu dari Ammar bin Yasir.

Abu Jahal berdiri di atas tubuh Sumayyah dengan mengucapkan sumpah serapah lalu membunuhnya dengan menancapkan tombak pada tubuhnya yang masuk dari bagian bawah perutnya hingga tembus di punggungnya. Sumayyah menjadi wanita syahid pertama dalam Islam.

Sedangkan para saudaranya yang lain, termasuk Bilal bin Rabah terus menerus mendapatkan penyiksaan dari bangsa Quraisy. 

Baca Juga: Saat Cobaan dari Tuhan yang Maha Kuasa datang, Bagaimana Seharusnya Sikap Seorang Mukmin?

Saat matahari sudah berada pada puncaknya, langit terasa panas, dan pasir kota Mekkah sudah terasa melepuh, para kafir Quraisy ini melepaskan baju kaum muslimin Mustad’afin tadi, lalu memakaikan kepada mereka pakaian besi lalu membakar mereka dengan sinar matahari yang begitu terik.

Mereka juga mencambuk punggung kaum Mustad’afin tadi dengan cambuk, serta menyuruh mereka untuk menghina Muhammad.

Halaman:

Editor: Annisa Sasa

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kajian Ramadhan Singkat: Senyum Itu Ibadah

Minggu, 26 Maret 2023 | 05:00 WIB

Hikmah Perjalanan Nabi Musa di Majma’al Bahrain

Sabtu, 25 Maret 2023 | 10:38 WIB
X