Khazanah - Pesantren merupakan tempat pendidikan agama di Indonesia yang diisi oleh para murid (santri) dan guru (kiai/ustaz) untuk kegiatan memperdalam agama Islam. Terdapat beberapa jenis dan perbedaan dari pesantren yang ada di Indonesia. Dilihat dari aspek cara mendidik santri ada tiga, yaitu pondok pesantren Salaf, Khalaf (modern) dan kombinasi.
Penyebaran agama Islam pada abad ke-7 Masehi menjadi awal mula model pendidikan pesantren hadir di Indonesia. Islamisasi di nusantara tidak terlepas dari peranan para pendatang dari penjuru dunia seperti Arab, Gujarat, India dan China. Mereka menyebarkan dan berhasil mengenalkan Islam kepada pribumi yang saat itu mayoritas beragama Hindu dan Budha. Kemudian, dari proses penerimaan ajaran ini maka muncullah lembaga Islam yang dijadikan sebagai pusat pembelajaran Al Quran seperti pesantren.
Pesantren Salaf merupakan model pesantren yang masih menggunakan kitab-kitab klasik sebagai bahan ajar santri. Hal ini dilakukan karena mereka menganggap kitab-kitab tersebut ditulis dan dipelajari oleh ulama yang masih berkaitan dengan Tabiin dan Tabiat. Tabiin tabiat ini merupakan golongan pelajar atau murid yang mendapatkan langsung ajaran Islam dari para sahabat Nabi. Selain itu, jenis pesantren ini biasanya tidak dibarengi dengan pendidikan formal seperti sekolah. Jadi, santri hanya akan mendapat kegiatan mengaji kitab tradisional saja. Namun, jika ingin mendapatkan pendidikan formal, santri diperbolehkan bersekolah di luar lingkungan pesantren. Berbeda dengan pesantren salaf, pesantren khalaf biasanya memiliki sekolah formal dalam satu yayasan. Sehingga, tingkatan di pesantren ini akan sama dengan tingkatan di sekolah formal. Namun, pesantren jenis ini tetap memberikan pendidikan dengan fokus utama pada pembelajaran agama. Selain itu, banyak dari jenis pesantren ini yang memberlakukan penggunaan bahasa asing seperti inggris dan arab untuk keperluan praktis. Jenis lainnya yaitu campuran, merupakan kombinasi dari pesantren salaf dan modern. Pesantren ini memiliki sekolah formal namun tetap menggunakan model pendidikan pesantren salaf.
Pola pendidikan yang dianut oleh pesantren Salaf biasanya menggunakan teknik sorogan dan bandongan. Sorogan merupakan cara belajar dimana kiai akan mengajar murid satu persatu untuk menguji pemahaman kitab kuning dan membaca Al-Quran. Sedangkan metode bandongan ini hampir mirip dengan metode belajar di sekolah formal. Kiai akan menjelaskan kitab kuning dengan menerjemahkan tulisan arab menggunakan huruf pegon. Berbeda dengan pesantren khalaf, pesantren ini menggunakan model pendidikan yang memiliki sistem pembelajaran yang sistematis. Selain itu, sumber bacaan yang digunakan di pesantren ini tidak lagi berasal dari kitab-kitab kuning klasik melainkan kitab baru yang ditulis oleh sarjana muslim abad ke-20. Ditambah, pesantren ini biasanya memiliki sekolah formal sehingga porsi mata pelajaran umum lebih banyak dibanding pelajaran agama. Sedangkan pesantren yang mengombinasikan kedua jenis ini biasanya masih menggunakan metode pengajaran pesantren salaf. Sebagai perumpamaan, santri akan belajar di sekolah formal di siang hari dan belajar agama di malam hari. Selain itu, kegiatan di pesantren ini sudah diatur oleh pihak pesantren. Sehingga santri akan mengikuti dua macam kegiatan bersifat umum maupun agama. Itulah beberapa perbedaan jenis model pesantren di Indonesia. Kedua jenis ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, hal ini bisa dilihat dari niat dan kebutuhan siswa yang akan mendalami ilmu agama Islam di pesantren-pesantren tersebut. Penulis : Gina Nurulfadillah/Internship Editor: Fahmi Idris/Internship