Rekam Jejak -- Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, pada hari itu (10 Muharram), Nabi Musa yang diikuti Bani Israil menjalani puasa sunnah.
Sebagaimana diceritakan Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw pernah berjalan melewati orang-orang Yahudi yang sedang berpuasa pada hari Asyura, lalu Nabi bertanya, “Puasa apa kalian?” Mereka menjawab, “Hari ini Tuhan menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari tenggelam, sementara Fir’aun dan tentara-tentaranya ditenggelamkan. Pada hari ini juga, Tuhan melabuhkan kapal Nuh di bukit Judi. Oleh sebab itu, pada hari ini Nuh dan Musa berpuasa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan mereka. Nabi pun bersabda, “Aku lebih berhak atas Musa dan lebih berhak untuk berpuasa pada hari ini. Selanjutnya Nabi bersabda kepada para sahabatnya, “Siapa di antara kalian berniat puasa pagi hari ini, hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Siapa diantara kalian terlanjur memakan makanan yang dihidangkan keluarganya, maka ia juga menyempurnakan sisa waktu hari ini untuk berpuasa.” HR. Ahmad
Ungkapan rasa syukur Nabi Musa kepada Allah adalah dengan berpuasa dan diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW, lalu keutamaan puasa arafah tercantum dalam hadis berikut “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura (puasa 10 Muharram) akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)