Ngaderes.com - Di masa yang lalu, waktu yang terbentang jauh sekali dari masa generasi millenial hari ini, doa satu ini sudah menggema di bumi hingga menembus langit. Ya, doa yang hari ini kita kenal dengan doaNabi Musa.
رَبِّ ا شْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْلِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْ قَوْلِيْ
Arab-latin : Rabbisyrahlî shâdrî wayassyirlî amrI wahlul uqdatam mil-lisânî yafqahû qaulî
Artinya: "Ya Tuhan ku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku."
Kala itu, sebelum Nabi Musa membaca doa tersebut, ia diperintah Allah untuk datang kepada Pemimpin Negeri Mesir, yaitu Firaun. Allah meminta agar Nabi Musa menasehati Fir'aun yang sudah bersikap melewati batas. Walaupun Nabi Musa adalah anak angkat Firaun, tetap saja Nabi Musa sebagai manusia biasa punya rasa deg-degan saat harus berbicara dengan pemimpin negara, apalagi disuruh menasehati.
Bayangkan, seorang Nabi Musa, rakyat biasa yang terlahir dari suku Bani Israil harus berhadapan dengan raja, pemimpin Negeri Mesir. Kalau di Indonesia, sama dengan presiden. Ditambah lagi, kedudukan Bangsa Bani Israil saat itu, sebagai bangsa terjajah yang dijajah rezim Firaun, menambah rasa tidak percaya diri Nabi Musa untuk berbicara di hadapan Firaun.
Maka di momen itulah, Nabi Musa memanjatkan doa kepada Allah. doa yang sampai saat ini masih banyak dipanjatkan umat muslim. (Dikutip dari Al Quran surat Thaha).
Ya Tuhan ku, adalah kata pembuka doaNabi Musa yang menggambarkan kepada Tuhan Allah lah Nabi Musa selalu memohon. Begitu pun dengan kita hari ini, tidak ada tempat memohon terbaik selain kepada Allah SWT.
Kalimat selanjutnya, Nabi Musa memohon agar dilapangkan dadanya. "Sebab semakin Lapang dada seseorang, sebanyak apapun masalah yang dihadapinya, gak akan kerasa nyesek," ujar Ustadz Hanan Attaki dalam kajiannya.
Ustadz Hanan melanjutkan, ada tipe orang yang punya masalah sepele tapi bikin dia nyesek. Ada pula orang yang punya masalah luar biasa, tapi dia masih bisa bersikap biasa-biasa saja. Kenapa? Bedanya, bukan terletak pada besar kecil masalahnya, tapi yang membedakan itu adalah lapang dadanya.
"Kalau dadanya sudah lapang, insya Allah urusannya jadi mudah. Seperti dalam doaNabi Musa, setelah memohon kelapangan dada, memohon kemudahan dalam segala urusan," ujar Ustadz Hanan.
Terakhir, doa ini memohon agar Allah menghilangkan kekakuan dari lidah kita saat berbicara, agar orang memahami maksud dari apa yang kita bicarakan.
Penulis: Intan Resika