Kita ketahui bahwa malaikat yang kelak akan meniup sangkakala adalah malaikat Israfil. Di hari akhir nanti saat ia meniup sangkakala, seluruh alam semesta ini akan hancur, bintang-bintang bertabrakan, air laut dan sungai meluap, manusia berlarian seperti laron berterbangan, gunung-gunung bagaikan kapas yang dihambur-hamburkan, dan bumi bergoncang sangat dahsyat. Semua malaikat selalu taat kepada Allah. Begitu pula dengan malaikat israfil, yang menunggu dengan sangkakala di tangannya siap ditiup kapan saja. Ia menunggu perintah tanpa rasa lelah, lapar, haus dan mengantuk. Jika Allah sudah memerintahkannya untuk meniup, maka ditiuplah terompet tersebut, dan alam semesta akan porak-poranda. Ketika terompet sangkakala ditiup, maka hancur dan matilah seluruh makhluk yang berada di alam semesta ini. Setelah tak ada satu jiwapun yang hidup, Israfil meniup sangkakala untuk kedua kalinya. Pada saat ini Allah akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur, dan akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Seperti yang tertera di dalam Al-Qur’an, surah az-Zumar ayat 68, yang artinya: “Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup lagi sangkakala itu maka seketika mereka bangun dari kuburnya menunggu keputusan Allah.” Perjalanan kita masih sangat panjang untuk menuju ke akhirat. Saat kita meninggal nanti, kita tidak langsung dimasukkan ke dalam surga ataupun neraka. Karena saat itu kita baru saja memasuki alam barzakh, atau alam kubur. Di alam kubur, kita akan ditanyai banyak pertanyaan oleh malaikat Munkar dan Nakir. Salah satu pertanyaanya adalah من ربك؟ (Siapa Tuhanmu?). Sangat banyak pertanyaan yang akan ditanyakan kepada kita, dan banyak pula siksaan yang akan diberikan pada kita, atau biasa disebut siksa kubur. Setelah di alam barzakh, ada pula hari kebangkitan, yaitu setelah sangkakala kedua ditiup. Kita semua dibangkitkan untuk menuju ke Padang Mahsyar, di mana kita semua menanti pengadilan dari Allah. Orang-orang yang berada dalam kekafiran akan merasa tersiksa, karena matahari terasa sejengkal di atas kepala. Sedangkan orang-orang beriman akan dinaungi oleh awan. Belum sampai di padang mashyar, kita akan menjalani hari perhitungan dan penimbangan. Di situ semua amal manusia dihitung seadil-adilnya, tidak ada pahala maupun dosa yang ditambah atau dikurangi sedikitpun. Jika sudah dihitung dan ditimbang, maka saat itulah diputuskan ke mana kita akan tinggal. di neraka, atau di surga. Orang yang menerima buku catatan amal atau lauhul mahfudznya dari sebelah kanan akan mendapat kenikmatan, sedangkan yang dari sebelah kiri akan sengsara. Tetapi ketika ingin menuju surga ataupun neraka, kita akan melewati jempatan sirat, jembatan yang membentang di atas neraka. Ada orang yang melewati jembatan tersebut dengan berjalan, merangkak, berlari, dan lain-lain. Bagi orang yang beriman, mereka akan sampai dengan selamat. Namun bagi orang kafir, mereka akan terjatuh ke dalam neraka. Sungguh panjang perjalanan kita menuju akhirat, yaitu tempat di mana kehidupan kekal berada di dalamnya. Mari persiapkan bekal sebaik-baiknya agar kelas saat hari kebangkitan kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi Kiriman Netizen: Audina