Oleh Ismail Pahlevi
Generasi milenial disebut sebagai generasi yang bergantung pada teknologi dan gaya hidup bebas. Gaya hidup bebas kerap ditandai dengan maraknya gaya fashion yang dikenakan kaum milenial. Fashion seperti pakaian, tas, sepatu, dan atribut lainnya kini tak hanya berfungsi sebagai penghias diri, namun menjadi identitas diri. Seseorang dapat dikenali kepribadiannya hanya dari warna, gaya, model fashion yang dikenakannya. Tak terkecuali dengan parfum.
Setiap orang menyukai wangi parfum yang berbeda. Beberapa menyukai wangi floral, lainnya menyukai jenis wangi fruity, ada yang menyukai wangi Oriental, dan lain-lain. Saat ini penjual parfum sudah mengelompokan wangi parfumnya sesuai kepribadian manusia. Parfum untuk si anggun, parfum untuk si seksi, parfum untuk si manly, parfum untuk si tomboy. Begitu banyak jenisnya, juga begitu mudah ditemukan.
Lantas, Siapakah pencipta parfum?
Parfum sudah lama dikenal sejak abad keemasan Islam. sejarah Islam mencatat, parfum dikembangkan dalam industri pada kekuasaan khilafah Abbasiyah. Pada masa itu terdapat seorang ahli di bidang kedokteran yaitu Imam Al-Zahrawi atau dikenal barat sebagai Abulcasis, dialah penemu wewangian yang kita kenal sebagai parfum saat ini. Iman Al-Zahrawi merupakan ilmuwan Islam yang terkemuka dalam bidang kedokteran.
Selain menjadi ahli di bidang kedokteran, beliau juga menerbitkan banyak karya. Salah satunya menjadi rujukan utama Eropa dalam bidang kedokteran selama 5 abad pertengahan Eropa, yaitu Al-Tasrif.
Dalam kitab tersebut Imam Al-Zahrawi mengupas secara lugas tentang ilmu bedah,orthopedi,farmakologi,serta ilmu kedokteran secara umum,dan beliau pun mengupas bidang kosmetika serta berjasa dalam bidang tersebut. Seperti deodoran, hand lotion, pewarna rambut hingga parfum ialah hasil karya Al-Zahrawi.
Editor: Isma Aniatsari