ngaderes.com - Memaafkan orang lain adalah tindakan yang melibatkan pengampunan terhadap kesalahan, kekhilafan, atau tindakan buruk yang dilakukan oleh seseorang terhadap kita.
Ini adalah sikap yang berharga dalam kehidupan karena memiliki dampak positif yang besar, baik untuk individu maupun hubungan antarmanusia.
Setelah sebelumnya dibahas satu poin manfaat dari memaafkan orang lain yaitu menjaga kesehatan mental. Berikut ini manfaat lainnya, masih dilansir dari situs resmi MUI.
Baca Juga: Kampung Batik Kauman Solo: Persembahkan Seni Membatik yang Memesona
Kedua, kemampuan beradaptasi dengan individu lainnya.
Setiap individu sering berupaya untuk diterima oleh lingkungannya dengan cara menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di tempat tinggal mereka. Ini bertujuan untuk mencapai kedamaian dan rasa aman saat hidup dalam masyarakat.
Kedamaian, keamanan, dan kebahagiaan adalah faktor-faktor yang mengindikasikan kesehatan, khususnya kesehatan mental.
Dalam ayat sebelumnya, dalam surah as-Syura ayat 40, disebutkan bahwa memaafkan orang yang telah berbuat jahat akan mendapatkan pahala dari Allah. Tetapi apakah pahala ini hanya sekadar nilai atau arti simbolis saja?
Tentunya sikap memaafkan juga mengisyaratkan adanya jalinan hubungan harmonis terhadap orang yang melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, memaafkan merupakan salah satu pilar untuk membangun keharmonisan hubungan dengan orang lain.
Ketiga, kesanggupan dalam menghadapi masalah.
Pada poin ketiga ini, Allah mengisyaratkan dalam firman-Nya surah an-Nur ayat 22 yang berbunyi:
وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa memaafkan bukan sekadar dilakukan secara lisan saja. Melainkan juga Allah memerintahkan untuk berlapang dada. Sikap ini adalah untuk menghapus kesalahan orang lain, sehingga tidak menyisakan dendam di hati. Lalu apa kaitannya dengan kesehatan?
Artikel Terkait
Habib Ja'far: Keberadaan Guru Sangat Utama, Bagi Gua Sebagai Muslim dan Sebagai Murid dalam Pendidikan Islam
Begini Beberapa Fakta Tentang Hari Jumat bagi Umat Muslim
Bagaimana mencapai Mindfullness Sebagai Seorang Muslim dan Apa Kaitannya dengan Solat Khusyuk