ngaderes.com - Kisah azab kaum Nabi Luth dapat ditemukan dalam Al-Quran dalam beberapa surah, termasuk Surah Hud (11:77-83) dan Surah Al-Hijr (15:59-74). Kisah ini menggambarkan kehidupan kaum Nabi Luth yang telah menyimpang dari jalan yang benar dan terjerumus dalam perbuatan yang melanggar aturan moral dan agama.
Kaum Nabi Luth dikenal karena perilaku mereka yang melanggar norma-norma kehidupan yang baik, termasuk melakukan perbuatan homoseksual. Nabi Luth sebagai utusan Allah berusaha memberikan peringatan dan menyeru kaumnya untuk bertaubat dan kembali kepada Allah, namun mereka tetap dalam keingkaran.
Akibat perbuatan mereka yang terus-menerus melanggar batas-batas Allah, Allah memberikan azab yang pedih kepada kaum Nabi Luth. Azab tersebut berupa hujan batu yang berisi sulfur yang dihantamkan kepada mereka, yang mengakibatkan kehancuran dan kepunahan total kaum tersebut.
Baca Juga: Kisah Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah
Kisah azab kaum Nabi Luth merupakan peringatan bagi umat manusia untuk menjauhi perbuatan yang melanggar aturan moral dan agama. Allah menegaskan pentingnya mematuhi perintah-Nya dan menjauhi perbuatan dosa agar dapat hidup dalam keberkahan dan mendapatkan rahmat-Nya.
Berikut ini tafsir surah Hud ayat 77-81 seperti dilansir dari situs tafsiralquran.id. Tafsir Surah Hud Ayat 77-81 berbicara mengenai azab yang akan menimpa kaum Nabi Lut a.s. Para malaikat malih rupa menjadi lelaki tampan yang menarik perhatian kaum Nabi Lut a.s. Di sisi lain Nabi Lut a.s sangat sedih dengan prilaku kaumnya.
Ayat 77
Tatkala malaikat-malaikat Allah datang kepada Lut, dalam bentuk pemuda yang rupawan, ia merasa susah karena kedatangan tamu-tamu itu. Ia sudah khawatir bahwa kaumnya pasti akan mengganggu mereka itu karena pemuda-pemuda itu menarik perhatian mereka, karena mereka suka kepada lelaki, bukan kepada wanita.
Nabi Lut a.s. merasa sesak dadanya karena kedatangan tamu-tamu itu, sehingga ia berkata, “Inilah hari yang paling menyulitkan dan paling berbahaya.”
Ayat 78
Datanglah kaum Lut kepadanya dengan bergegas-gegas seperti orang-orang yang didorong oleh hawa nafsu yang jahat. Mereka sejak dahulu mengerjakan perbuatan-perbuatan yang keji dan sangat dicela oleh tabi’at manusia yang wajar, lebih-lebih oleh syariat agama.
Mereka suka melakukan homoseksual, melakukan hubungan kelamin dengan sesama lelaki tidak dengan wanita, dan mereka secara terang-terangan melakukan berbagai kemungkaran di balai pertemuannya. Firman Allah:
اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُوْنَ السَّبِيْلَ ەۙ وَتَأْتُوْنَ فِيْ نَادِيْكُمُ الْمُنْكَرَ ۗ#
Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” (al-Ankabµt/29: 29)
Artikel Terkait
Kajian Ramadhan Singkat: Kisah Talut Melawan Jalut
Kajian Ramadhan Singkat: Kisah Dakwah Nabi Hud a.s