ngaderes.com - Siapa yang tak kenal dengan Gedung Sate. Bangunan yang menjadi ikon Kota Bandung ini, memiliki ciri khas berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya.
Tak hanya sebagai ikon kota saja, tapi Gedung Sate merupakan tempat bersejarah sekaligus kawasan wisata yang banyak dikunjungi turis lokal maupun internasional.
Melansir dari situs resmi Humas Kota Bandung, berikut cerita tentang asal usul nama Gedung Sate, yuk simak. Bangunan ini terdapat 4 lantai, basement, dan ruang pada puncak gedung.
Dibangun pada tahun 1920-1924, arsitektur bangunan ini dirancang oleh tim yang dipimpin oleh Ir. J. Gerber, Eh. De Roo, dan G. Hendriks, serta Gemeente van Bandoeng yang diketuai oleh V.L. Sloors.
Pembangunan Gedung Sate merupakan bagian dari program pemindahan pusat militer pemerintah Hindia Belanda dari Meester Cornelis ke wilayah Bandung.
Gedung ini dirancang dalam satu komplek perkantoran untuk instansi pemerintah (Gouvernements Bedrijven/GB).
Saat itu, Gedung Sate merupakan gedung kantor Department Verkeer en Waterstaat (Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan) dan di sisi timur laut terdapat gedung Hoofdbureau Post Telegraaf en Telefoondienst (Pusat Pos, Telegraf, dan Telepon).
Gedung Sate mempunyai gaya arsitektur hybrid. Perpaduan antara beberapa gaya arsitektur di beberapa bagian.
Gedung ini menggunakan model Rennaisance Italia, desain jendela mengusung konsep Moor Spanyol, dan bagian atap yang mengadopsi arsitektur Asia seperti pura di Bali.
Artikel Terkait
Bandung Kota Angklung, Ini Sejarah Singkat dan Jenisnya
Sejarah Panjang Monumen Pers Nasional, Yuk Simak!