ngaderes.com - Kisah ini adalah salah satu episode Umat Islam di Afrika Utara era Perang Dunia II. Di suasana ketika Kekhalifahan Utsmaniyah sudah kehilangan taring itu, dunia terbagi dua blok. Kalau tidak sekutu, maka blok sentral.
Negara-negara Eropa sedang maju-majunya dalam teknologi industri dan militer. Sementara Kaum Muslimin di seluruh belahan dunia menjadi sasaran. Ibarat kue tart yang diperebutkan sampai koyak.
Termasuk di Libya. Di era Perang Dunia II itu, Italia yang tergabung dengan blok sentral, bernafsu membangun kembali imperium Romawi yang dulu pernah merajai dunia.
Baca Juga: KH Hasan Abdullah Sahal: Allah Swt Jadikan Pergantian Malam dan Siang untuk Orang Bersyukur
Itulah semangat Benito Mussolini dengan ideologi fasisnya. Untuk mencapai ambisinya, ia melakukan penyerangan militer ke wilayah Afrika Utara, yang dulunya merupakan bagian dari imperium Romawi. Sasaran pertamanya adalah Negara Libya.
Penjajahan Italia di Libya dimulai pada tahun 1911 dan berlangsung sampai pendudukan Libya oleh pasukan Sekutu pada tahun 1943.
Libya diduduki oleh Italia pada tahun 1911 setelah Perang Italia-Turki yang menghasilkan pendirian dua koloni, Tripolitania Italia dan Cyrenaica Italia. Pada tahun 1934, mereka dipersatukan dalam koloni Libya Italia.
Mussolini tak main-main dalam serangannya ke Libya. Ia angkat jenderal kejam bernama Rodolfo Graziani.
Dia menjadi terkenal karena tindakan bengis yang buas, seperti penggunaan kamp konsentrasi yang menyebabkan banyak kematian warga Libya.
Istilah kamp konsentrasi merujuk pada kamp di mana banyak orang ditahan atau dipenjarakan, biasanya dalam kondisi yang keji dan tanpa mengindahkan kaidah hukum penangkapan dan hukuman penjara yang dapat diterima dalam demokrasi konstitusional.
Karena kebrutalannya di Libya, Rodolfo Graziani dijuluki Il macellaio del Fezzan (tukang bantai Fezzan).
Graziani vs Omar Mukhtar
Mengetahui kondisi tersebut, Kaum Muslimin tak diam. Semangat perlawanan terhadap penjajahan Italia membara dipimpin oleh seorang guru ngaji yang kharismatik. Namanya adalah Omar Mukhtar.
Tanggal 5 Ramadhan 1342, bertepatan dengan 23 April 1923, menjadi momentum kemenangan besar Omar Mukhtar dan para pejuang Libya melawan keganasan imperialisme fasis Italia. Kemenangan tersebut terjadi dalam sebuah peristiwa hebat bernama Pertempuran Bi'r Ghabi.
Artikel Terkait
Momen Muharam: Allah Selamatkan Nabi Musa Dari Kejaran Tentara Fir'aun
Mengenal Pasukan Terbaik Al-Fatih Saat Memenangkan Konstantinopel
Kisah Perang di Masa Nabi Daud, Kebenaran Melawan Kejahatan