Sejarah Aceh: Saat Barat Berbuat Jahat Kepada Masyarakat Aceh, Gantikan Pemerintahan Islam dengan Sistem Barat

- Senin, 4 April 2022 | 20:39 WIB
Ilustrasi Sejarah Aceh. (Sumber gambar: canva.com)
Ilustrasi Sejarah Aceh. (Sumber gambar: canva.com)

ngaderes.com - Membahas sejarah Aceh, sama dengan membahas sejarah Islam di bumi Nusantara, Indonesia. Yah, sebab pengaruh agama dan kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh di masa itu.

Agama Islam masuk dan berkembang di daerah Aceh menjelang abad ke-9. Setelah itu, Islam semakin berkembang di Aceh dengan lahirnya Kesultanan Aceh yang mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17.

Puncak kejayaan Kesultanan Aceh saat itu adalah masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, para penggantinya tidak mampu mempertahankan kebesaran kerajaan tersebut.

Baca Juga: Resep Praktis dan Menyehatkan Ala Zaidul Akbar: Timun Serat Menyegarkan Bisa Jadi Alternatif Menu Buka Puasa

Kesultanan Aceh pun menjadi incaran bangsa Barat yang ditandai dengan penandatanganan Traktat London dan Traktat Sumatera antara Inggris dan Belanda mengenai pengaturan kepentingan mereka di Sumatera.

Sikap bangsa Barat untuk menguasai wilayah Aceh menjadi kenyataan pada tanggal 26 Maret 1873, ketika Belanda menyatakan perang kepada Sultan Aceh.

Tantangan yang disebut ‘Perang Sabi’ ini berlangsung selama 30 tahun. Perang ini menelan korban jiwa yang cukup besar. Sehingga kondisi tersebut memaksa Sultan Aceh terakhir, Twk. Muhd. Daud untuk mengakui kedaulatan Belanda di tanah Aceh.

Dengan pengakuan kedaulatan tersebut, daerah Aceh secara resmi dimasukkan secara administratif ke dalam Hindia Timur Belanda (Nederlansch Oost-Indie) dalam bentuk propinsi.

Baca Juga: Sejarah Islam di Aceh, Permulaan Masuknya Islam ke Bumi Nusantara Indonesia

Kemudian sejak tahun 1937 daerah Aceh berubah menjadi karesidenan hingga kekuasaan penjajah Belanda di Indonesia berakhir.

Apa yang dilakukan oleh penjajah Belanda (Barat) saat itu, tidak lantas membuat masyarakat Aceh diam dan menerima perlakuan Jahat Belanda. Pemberontakan melawan penjajahan Belanda masih saja berlangsung sampai ke pelosok - pelosok Aceh.

Sikap masyarakat Aceh tersebut menunjukan betapa masyarakat Aceh lebih senang dengan sistem hidup dan budaya islam dari pada sistem baru yang dibawa oleh bangsa barat.***

 

Editor: Intan Resika Rohmah

Sumber: acehprov.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menelusuri Jejak Prasejarah di De Tjolomadoe

Rabu, 5 Oktober 2022 | 12:00 WIB

Transformasi Batavia Menjadi DKI Jakarta

Senin, 12 September 2022 | 12:00 WIB

Ini Ternyata Asal Usul Nama Gedung Sate

Kamis, 8 September 2022 | 12:00 WIB
X