Utbah Bin Ghazwan: Besok Kalian akan Melihat Pemimpin-pemimpin yang Menggantikanku (Part 2)

- Minggu, 24 Oktober 2021 | 06:00 WIB
pexels-syed-hasan-mehdi-815880
pexels-syed-hasan-mehdi-815880

Part 1 DI SINI

Histori -- Utbah bin Ghazwan menjauhi kesenangan duniawi untuk menjaga keimanannya, sebagaimana ia juga mengkhawatirkan hal yang sama terhadap kaum muslimin. Karena itu, ia selalu mengajak mereka untuk hidup sederhana. Banyak pihak yang mencoba memengaruhinya agar berubah dari pola hidupnya. “Engkau ini seorang penguasa dan sudah selayaknya menikmati semua kesenangan duniawi. Seperti itulah yang dilakukan penguasa-penguasa terdahulu. Masyarakat yang tinggal di sini juga terbiasa dengan gaya hidup dan berpenampilan wah.” Inilah sebagian upaya mereka. Namun dengan tenang Utbah menjawab, “AKu berlindung kepada Allah dari menjadi besar dalam urusan duniawi, tetapi menjadi kecil di mata Allah.”  

Pola hidup sederhana Utbah bin Ghazwan

Ketika masyarakatnya berat menerima pola hidup sederhana yang ia perjuangkan dengan gigih, ia berkata kepada mereka, “Besok akan ada para pemimpin lain menggantikanku.” Musim haji pun tiba. Ia mewakilakan urusan kota Basrah kepada seorang temannya, lalu ia berangkat haji. Seusai melaksanakan haji, ia pergi ke Madinah menghadap Khalifah Umar. Di sana, ia memohon kepada Khalifah Umar untuk membebaskannya dari jabatan walikota. Akan tetapi, Khalifah tidak mengabulkan permintaannya. Khalifah sangat membutuhkan orang-orang zuhud yang sama sekali tidak tertarik dengan urusan dunia, padahal kebanyakan orang mati-matian mengejarnya. Khalifah selalu mengatakan kepada mereka, “Kalian letakkan tanggung jawab di pundakku, lalu kalian meninggalkanku sendirian? Demi Allah aku tidak akan melepaskan kalian dari tanggung jawab ini.” Jawaban itu juga yang diberikan kepada Utbah bin Ghazwan. Utbah tidak mempunyai pilihan lain kecuali patuh pada perintah Khalifah. Maka, ia menaiki kudanya dan berangkat ke Basrah. Sebelum berada di punggung kudanya, ia sempatkan menghadap kiblat, menengadahkan kedua tangan dan berdoa. Memohon kepada Allah untuk tidak dikembalikan ke Basrah dan jabatan walikota. Ternyata doanya dikabulkan. Dalam perjalanan menuju Basrah, ajal menjemputnya. Ruhnya terbang menghadap Sang Pencipta dengan suka cita atas apa yang pernah ia perbuat; atas kezuhudannya; atas nikmat yang diterimanya; dan atas pahala yang disiapkan untuknya. Sumber: Buku 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid, Cetakan kesembilan April 2018 Editor: dfalv

Editor: Redaksi

Tags

Terkini

Menelusuri Jejak Prasejarah di De Tjolomadoe

Rabu, 5 Oktober 2022 | 12:00 WIB

Transformasi Batavia Menjadi DKI Jakarta

Senin, 12 September 2022 | 12:00 WIB

Ini Ternyata Asal Usul Nama Gedung Sate

Kamis, 8 September 2022 | 12:00 WIB

Eksotika Klasik-Modern Stasiun Solo Balapan

Jumat, 26 Agustus 2022 | 12:00 WIB

Sejarah Panjang Monumen Pers Nasional, Yuk Simak!

Selasa, 23 Agustus 2022 | 12:00 WIB
X