Histori-- Utbah bin Ghazwan menjauhi kesenangan duniawi untuk menjaga keimanannya, sebagaimana ia juga mengkhawatirkan hal yang sama terhadap kaum muslimin. Karena itu, ia selalu mengajak mereka untuk hidup sederhana.
Banyak pihak yang mencoba memengaruhinya agar berubah dari pola hidupnya. “Engkau ini seorang penguasa dan sudah selayaknya menikmati semua kesenangan duniawi. Seperti itulah yang dilakukan penguasa-penguasa terdahulu. Masyarakat yang tinggal di sini juga terbiasa dengan gaya hidup dan berpenampilan wah.” Inilah sebagian upaya mereka.
Namun dengan tenang Utbah menjawab, “AKu berlindung kepada Allah dari menjadi besar dalam urusan duniawi, tetapi menjadi kecil di mata Allah.”
Ketika masyarakatnya berat menerima pola hidup sederhana yang ia perjuangkan dengan gigih, ia berkata kepada mereka, “Besok akan ada para pemimpin lain menggantikanku.”
Musim haji pun tiba. Ia mewakilakan urusan kota Basrah kepada seorang temannya, lalu ia berangkat haji. Seusai melaksanakan haji, ia pergi ke Madinah menghadap Khalifah Umar. Di sana, ia memohon kepada Khalifah Umar untuk membebaskannya dari jabatan walikota. Akan tetapi, Khalifah tidak mengabulkan permintaannya. Khalifah sangat membutuhkan orang-orang zuhud yang sama sekali tidak tertarik dengan urusan dunia, padahal kebanyakan orang mati-matian mengejarnya. Khalifah selalu mengatakan kepada mereka, “Kalian letakkan tanggung jawab di pundakku, lalu kalian meninggalkanku sendirian? Demi Allah aku tidak akan melepaskan kalian dari tanggung jawab ini.”
Jawaban itu juga yang diberikan kepada Utbah bin Ghazwan.
Utbah tidak mempunyai pilihan lain kecuali patuh pada perintah Khalifah. Maka, ia menaiki kudanya dan berangkat ke Basrah. Sebelum berada di punggung kudanya, ia sempatkan menghadap kiblat, menengadahkan kedua tangan dan berdoa. Memohon kepada Allah untuk tidak dikembalikan ke Basrah dan jabatan walikota.
Ternyata doanya dikabulkan.
Dalam perjalanan menuju Basrah, ajal menjemputnya. Ruhnya terbang menghadap Sang Pencipta dengan suka cita atas apa yang pernah ia perbuat; atas kezuhudannya; atas nikmat yang diterimanya; dan atas pahala yang disiapkan untuknya.
Sumber: Buku 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid, Cetakan kesembilan April 2018
Editor: dfalv