• Sabtu, 30 September 2023

Mau Wisata ke Gunung Tangkuban Parahu? Yuk Ketahui Sejarah Letusannya

- Sabtu, 15 April 2023 | 09:15 WIB
Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Bandung Barat. (Foto: Dok. TWA Gunung Tangkuban Parahu)
Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Bandung Barat. (Foto: Dok. TWA Gunung Tangkuban Parahu)

ngaderes.com - Ketinggian Gunung Tangkuban Parahu kurang lebih 2.084 meter dari permukaan laut. Gunung ini memiliki kawah aktif, dan terdapat sembilan kawah.

Dalam sejarah geologi, Gunung Tangkuban Parahu ini merupakan sisa dari Gunung Purba di Indonesia.

Menurut para ahli geologi, kawasan dataran tinggi di permukaan tinggi Bandung yang memiliki ketinggian kurang lebih 109 meter dari permukaan laut, merupakan sisa dari sebuah danau besar yang terbentuk akibat dari pembendungan sungai Citarum, sehingga bila dikaitkan dengan legenda masyarakat, gunung Ini berkaitan dengan peristiwa saat itu.

Baca Juga: Pesantren kilat 2023 Untuk Adik Binaan Penghafal Quran di Ramadhan Inspiratif Graha Dhuafa Indonesia (GDI)

Gunung Api Tangkuban Parahu terbentuk dari letusan Gunung Sunda yang memulai letusan pertamanya pada tahun 1829 dan berakhir meletus pada tahun 1929, berikut catatan letusannya:

Tahun 1829 terjadi erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Kawah Domas. Selanjutnya di tahun 1846, terjadi erupsi, peningkatan kegiatan kawah.

Di tahun 1896 terbentuk fumarol baru (kawah lubang di daerah vulkanis yang mengeluarkan gas bercampur uap) di sebelah utara Kawah Badak. Tahun 1900
erupsi uap dari Kawah Ratu.

Tahun 1910 kolam asap membumbung setinggi 2 Km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari Kawah Ratu. Kemudian tahun 1926 erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang ecoma.

Tahun 1935 lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi 150 meter ke arah selatan barat daya dari Kawah Ratu. Tahun 1952
erupsi abu didahului oleh erupsi hidrothermal (freatik).

Tahun 1957 erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah yang baru. Tahun 1961 dan 1965 terjadi erupsi freatik kembali.

Tahun 1969 erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah yang menghasilkan abu. Tahun 1971 kembali terjadi erupsi freatik.

Baca Juga: Tiga Ruas Tol Baru di Jawa Barat Siap Dilalui Pemudik

Tahun 1983 awan abu membumbung setinggi 159 meter di atas kawah Ratu. Dan tahun 1992 ada peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil.

Tahun 1994 erupsi freatik Kawah Baru. 2004 peningkatan aktivitas. 2013 peningkatan aktivitas beberapa kali (Februari, Maret, Oktober) terjadi 11 kali letusan freatik selama 4 hari pada bulan Oktober (5-10 Oktober).

Halaman:

Editor: Intan Resika Rohmah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kisah Islamic Center of Long Island Westbury

Kamis, 28 September 2023 | 15:30 WIB
X