Habib Mundzir bin Fuad al Musawwa, Kemuliaan Akhlaknya Melembutkan Hati Preman

- Senin, 27 Maret 2023 | 21:45 WIB
Habib Mundzir bin Fuad al Musawwa (sebelah kanan). (Foto: majelisrasulullah.org)
Habib Mundzir bin Fuad al Musawwa (sebelah kanan). (Foto: majelisrasulullah.org)


ngaderes.com - Habib Mundzir bin Fuad al Musawwa adalah sosok yang sudah tidak asing lagi bagi kita.

Habib Mundzir bin Fuad al Musawwa adalah seorang habaib yang berdomisili di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Beliau lahir di Cipanas tahun 1973 dan wafat di RSCM Jakarta pada tahun 2013.

Selama hidupnya, Habib Mundzir bin Fuad al Musawwa dikenal sebagai pribadi yang lemah lembut dan berakhlakul karimah. Bahkan, beliau dikenal sebagai seorang wali dengan washilah akhlak yang dimilikinya.

Baca Juga: Menahan Diri dari Sikap Pamer atau Ramai Disebut Flexing

Preman Bisa Insyaf

Pernah suatu ketika beliau akan membuat sebuah majelis di suatu tempat, tetapi tidak ada yang berani.

Hal ini disebabkan karena di tempat tersebut ada seorang preman yang sangat disegani oleh warga satu kampung, bahkan para pemuda tidak ada yang melihat sisi baik orang itu. Namun, apa yang dilakukan oleh Habib Mundzir?

Habib Mundzir datang ke tempat orang itu dan menyampikan niatnya dengan baik-baik.

“Saya mewakili pemuda di sini, mohon izin dari bapak untuk membuat majelis di desa ini,” ucap Habib Mundzir sambil menyalami dan mencium tangan preman tersebut.

Sontak, orang tersebut tersentak dan terharu. Alhasil, orang tersebut akhirnya mengizinkan majelis dan ia akhirnya bisa bertaubat serta meninggalkan perbuatan kriminal.

Karma Calo Tiket

Di lain kesempatan, Habib Mundzir ketika akan naik kapal di Pelabuhan Bakauni, Lampung. Beliau mendapati bahwa tiket yang dibelinya adalah palsu yang didapat dari seorang calo. Orang-orang yang ada disekitar beliau hanya menonton tanpa memberikan sebuah bantuan.

Tak lama kemudian, muncul seorang preman yang garang kearah kerumunan dan menanyai Habib Mundzir terkait peristiwa yang terjadi. Habib Mundzir pun menceritakan apa yang dialaminya. Si preman pun menanyai bagaimana ciri-ciri penjual tiketnya dan Habib Mundzir pun menyebutkannya.

Baca Juga: Kajian Ramadhan Singkat: Jangan Kecewa Saat Dakwahmu Tidak Diterima

Selang beberapa saat, si preman itu kembali sambil menyeret seseorang yang babak belur di seluruh tubuhnya. Preman itu berkata, “Tega sekali loe! Loe udah nipu keluarga gue.”

Halaman:

Editor: Intan Resika Rohmah

Sumber: Buku Renungan Motivasi: Kisah Penggugah Jiwa Para Santri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menelusuri Jejak Prasejarah di De Tjolomadoe

Rabu, 5 Oktober 2022 | 12:00 WIB

Transformasi Batavia Menjadi DKI Jakarta

Senin, 12 September 2022 | 12:00 WIB

Ini Ternyata Asal Usul Nama Gedung Sate

Kamis, 8 September 2022 | 12:00 WIB
X