Imah Babaturan, Nostalgia Makan di Rumah Teman Sekolah

- Minggu, 12 Februari 2023 | 10:07 WIB
Imah Babaturan, Nostalgia Makan di Rumah Teman Sekolah (bandung.go.id)
Imah Babaturan, Nostalgia Makan di Rumah Teman Sekolah (bandung.go.id)

ngaderes.com - Warung kopi biasanya hanya menjual minuman dan makanan ringan seperti mie atau gorengan. Lain halnya dengan warung kopi satu ini. Berdiri sejak Oktober 2015, Warung Kopi Imah Babaturan menjadi salah satu warkop yang juga menjual menu makanan berat. Kalau main ke Bandung, wajib melipir ke tempat satu ini.

Berada di Jalan Kebon Bibit No. 3 Tamansari, Kota Bandung, imah babaturan atau yang berarti Rumah Teman memiliki konsep "seperti makan di rumah teman". Muhammad Nurul Hudha, owner imah babaturan menceritakan filosofi singkat dari nama warkop miliknya.

"Jika berfilosofi, Imah Babaturan itu artinya rumah teman. Kalau ingat zaman sekolah dulu main ke rumah teman itu, ibunya masak apa saja kok terasa enak. Jadi kita ingin buat suasana yang hangat di sini. Orang datang ke tempat makan yang baru, tapi rasanya tidak asing, seperti ke rumah teman sendiri," papar Hudha seperti dilansir dari situs resmi Humas Kota Bandung.

Meski masih pagi, sejak pukul 07.00 WIB, imah babaturan sudah dipadati pengunjung. Ada yang habis berolahraga bersama teman dan keluarga, meeting, atau bahkan sengaja berkunjung sendiri.

Saat masuk ke dalam imah babaturan, pengunjung memesan makan terlebih dahulu dan langsung membayar. Setelah itu bisa duduk di tempat yang diinginkan.

Salah satu hal menarik dari imah babaturan juga ada pada furniturnya. Semua tampak sederhana, alat masak, alat makan, dan tempat duduk. Ternyata, menurut cerita sang owner, kursi dan meja tersebut diperoleh dari sebuah madrasah.

"Ada madrasah yang mau jual bangku-bangkunya. Kebetulan karena saat itu budget kita masih minim, belum bisa beli furnitur di IKEA. Jadi ya beli dari madrasah saja," ujar Anggia Bonyta, istri Hudha yang juga merupakan owner imah babaturan.

Tak ada menu andalan di sini karena semua menu merupakan favorit dari konsumen. Namun, Hudha mengatakan, menu paling 'tua' di sini adalah tongseng kambing dan gulai kambing tulangan.

Setelah berjalan, mereka pun memiliki banyak menu lainnya yang tak kalah favorit, seperti cumi cabai hijau, nasi goreng ayam kampung, dan nasi goreng kambing.

"Menu kita tidak banyak, sehingga semua pelanggan punya favoritnya masing-masing. Bahkan ada menu mingguan juga di sini yang berganti setiap Jumat. Jadi menu itu adanya Jumat-Kamis di pekan berikutnya," jelas Hudha.

Ia mengaku, jika menu mingguan tak memiliki pola pergantian khusus. Semuanya disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan saat itu.

"Menu buat di rumah juga ini tuh sebenarnya. Tak ada pola dan rumus pergantian menunya. Tergantung minggu ini mau makan apa, ya kita bikin saja sekalian dijual," ungkapnya.

Alhasil, menu mingguan ini justru menjadi data tarik tersendiri bagi pengunjung Imah Babaturan. Banyak pelanggan yang menanti menu mingguan favoritnya ada. Bahkan, sampai ada yang datang dari Papua untuk sengaja melipir ke Imah Babaturan demi menyantap menu kesukaannya.

"Ini juga untuk menyiasati menu reguler yang tidak banyak tadi karena dapur kita kecil. Sehingga orang bisa makan menu yang lain ketika datang ke sini selain menu reguler. Biar tidak bosan dan selalu punya alasan untuk datang ke Imah Babaturan," ujar Anggia.

Halaman:

Editor: Dita Fitri Alverina

Sumber: bandung.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Keindahan Gunung Bromo yang Memukau

Minggu, 27 Agustus 2023 | 10:00 WIB
X