ngaderes.com - Labuan Bajo semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu destinasi wisata unggulan dari timur Indonesia. Labuan Bajo berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Secara historis, Labuan berasal dari kata "labuhan" yaitu desa yang dijadikan tempat berlabuh bagi orang-orang yang berasal dari Bajo dan Bugis Sulawesi Selatan. Sejak saat itulah wilayah tersebut dikenal dengan sebutan Labuan Bajo.
Banyak wisatawan yang meyakini bahwa suasana senja di Labuan Bajo adalah salah satu yang terbaik di Indonesia. Spot strategis untuk menikmati keindahan senja ini di antaranya di Bukit Cinta, Puncak Amelia, dan Puncak Silvia.
Baca Juga: Rangkaian Hari Jadi Garut (HJG) ke-210: Sebanyak 6.300 Porsi Domba Guling Siap Dihidangkan
Mengunjungi Labuan Bajo, tentu saja tak terpisah dari Pulau Komodo yang menyimpan keindahan alam yang magis dan hewan purba yang mendunia.
Komodo (Varanus komodoensis) merupakan kadal raksasa yang diketahui hanya berada di Indonesia. Keberadaannya pertama kali dipublikasikan dalam jurnal ilmiah 1912.
Siapapun yang ingin melihat binatang purba ini, bisa mengunjungi Taman Nasional Komodo. Taman nasional ini terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991.
Area Taman Nasional Komodo terdiri dari beberapa pulau yang beririsan yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, dan beberapa pulau lain di sekitarnya.
Sebagai salah satu destinasi super prioritas, peta jalan pembangunan di Labuan Bajo sudah terintegrasi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki panduan dalam mengembangkan pariwisata berkualitas di Labuan Bajo dan berkolaborasi lintas kementerian, di antaranya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Perhubungan.
Dalam pengembangan wisata ini, pemerintah juga melibatkan unsur masyarakat lokal. Tercatat sejauh ini sudah ada 11 surat kerjasama atau MoU dengan kabupaten untuk membuat kelompok kerja di setiap kabupaten.
Hal itu dilakukan untuk pengembangan Integrated Tourism Master Plan (ITMP) yang lebih melokal.
Baca Juga: Banyak Menghabiskan Waktu dengan Scroll TikTok, TikTok Batasi Screen Time bagi Pengguna Remaja
Kemenparekraf menetapkan 4 strategi pengembangan lahan otorita Labuan Bajo dikategorikan menjadi:
Artikel Terkait
Menparekraf: Kenaikan Tarif Masuk Kawasan TN Komodo untuk Biaya Konservasi Jasa Ekosistem
Membatasi Kunjungan demi Kelestarian Komodo
Menlu: Akan Ada 8 Pertemuan pada Penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN pada 10 dan 11 Mei 2023 di Labuan Bajo
Presiden Ikuti Simulasi Penyambutan Pemimpin ASEAN saat Tiba di Labuan Bajo, Ada Tarian Khas Tradisional Ini