ngaderes.com - Kawasan Taman Wisata Bunaken di ujung Pulau Sulawesi Utara (Sulut) sudah dikenal ke seantero dunia. Para penyelam (diver) dari pelbagai negara maupun lokal kerap menyambangi destinasi wisata laut yang terkenal dengan panorama bawah lautnya. Aneka ragam biota laut, keindahan terumbu karang, koral, hingga lumba-lumba menjadi pesona utama kawasan ini.
Sebelum prahara pandemi Covid-19 melanda, setiap tahun puluhan ribu wisatawan berkunjung ke Bunaken, Pantai Malalayang, dan Kota Manado. Maka demi menggenjot kembali pariwisata sebagai penggerak ekonomi, pemerintah telah menetapkan Likupang di Kabupaten Minahasa Utara sebagai destinasi pariwisata superprioritas, termasuk di dalamnya Bunaken dan Malalayang.
Sejurus dengan upaya memulihkan kembali pariwisata di Sulut dan sekitarnya, pemerintah memoles kawasan Taman Nasional Bunaken dan Pantai Malalayang agar pesona Bunaken tidak luntur. Total anggaran yang dikucurkan dari pusat sebesar Rp96 miliar.
Ketika meresmikan penataan kawasan Bunaken dan Malalayang, Sabtu (21/1/2023), Presiden Joko Widodo berpesan kepada seluruh masyarakat di Sulawesi Utara agar ikut menjaga kebersihan di sepanjang Pantai Malalayang yang telah dibenahi maupun kawasan Bunaken.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan dua kawasan wisata tersebut bertujuan untuk mendukung pengembangan destinasi pariwisata. Ini juga menjadi bagian dari pengembangan Manado sebagai ibu kota dari Sulut.
“Utamanya agar menjadi wisata yang berstandar internasional dan berwawasan lingkungan di Kota Manado,” kata Menteri Basuki.
Penataan Kawasan Pantai Malalayang dilaksanakan dengan anggaran APBN 2020-2022 sebesar Rp72,41 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 1,45 hektare. Lingkup pekerjaannya pekerjaan kios untuk pedagang dan dermaga, monumen bola dunia (Bobocha), infrastruktur kawasan, signage, tower/menara pandang, warung apung, toilet umum, dan pekerjaan landscape.
Sedangkan untuk Penataan Kawasan Bunaken, telah dilaksanakan sejak 2020 hingga 2022, dengan nilai kontrak Rp24 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 19.000 m2.
Penataan Kawasan Bunaken meliputi pembangunan dermaga baru, jalan lingkungan, gerbang penanda, street furniture, serta panggung budaya yang dapat digunakan masyarakat setempat untuk melakukan berbagai kegiatan. Kementerian PUPR membangun Bunaken dengan mengusung konsep ecotourism village agar nuansa perdesaan tetap terjaga.
Salah satunya, dengan memberdayakan rumah warga setempat menjadi homestay dengan mempertahankan arsitektur khas Minahasa. Total ada 52 homestay yang dibangun Kementerian PUPR.
Dengan begitu, para pelancong semakin nyaman menikmati fasilitas dan keindahan wisata di utara Pulau Sulawesi ini.***
Artikel Terkait
Ekowisata Bukit Lawang, Kawasan Hutan Alam di Taman Nasional Gunung Leuser yang Belum Dieksploitasi Manusia
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Keindahan Alam Anugerah Tuhan Bagi Warga Jawa Timur
Taman Nasional Alas Purwo Memiliki 4 Unit Bentuk Lahan, Seperti Ini Alas Purwo Ditinjau dari Aspek Geologi