ngaderes.com - Sekitar dua bulan terakhir, dunia maya dihebohkan dengan melejitnya Fajar Labatjo atau yang sering disebut Fajar Sad Boy. Fajar pertama kali viral setelah video Tiktok yang menayangkan dirinya sedang menangis karena patah hati tersebar di dunia maya. Tak lama setelah itu, Fajar diundang ke podcast Denny Cagur Tv.
Kemudian Fajar banyak diundang oleh berbagai stasiun televisi maupun channel youtube untuk menceritakan tentang kisah cinta dan kisah patah hatinya.
Kisah patah hati itu bermula saat Fajar di-ghosting (diacuhkan) oleh seorang wanita yang dicintainya. Bahkan ia sampai tidak menerima kabar dari wanita tersebut.
“Dari awal Oktober saya punya chat di-read [baca] terus dia tak pernah balas,” ungkap Fajar. Ia menceritakan kisah patah hatinya dengan menangis.
Menilik dari kisah Fajar Sad Boy, patah hati merupakan salah satu fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan remaja. Patah hati tidak hanya membuat remaja menjadi merasa sedih. Namun, patah hati juga bisa membawa dampak bagi psikologis remaja.
Apa saja dampaknya?
Dilansir dari halodoc.com usia remaja merupakan masa-masa pencarian jati diri, yang mana dalam proses pencarian itu seringkali mengakibatkan stress.
Stress yang umum dialami remaja biasanya disebabkan oleh hal-hal yang menyebabkan trauma, diantaranya kekerasan emosional, kekerasan seksual, dan penindasan fisik. Salah satu trauma yang sering dialami oleh anak-anak berusia remaja adalah patah hati.
Patah hati membuat kesehatan psikologis dari remaja menjadi terganggu. Akibat yang mungkin saja dialami oleh remaja yang sedang patah hati antara lain sering memikirkan “mantan,” merasa tersakiti, kecewa, dan lain sebagainya. Yang lebih parah, jika stress yang dialami menjadikan remaja terganggu pola hidupnya.
Bisa saja remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental akan berubah pola tidurnya, berubah tingkat energi, berkurangnya konsentrasi, berubahnya nafsu makan, dan yang paling parah adalah jika ia ingin menghilang dari dunia.
Mengutip dari laman Himpunan Mahasiswa Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, putus cinta merupakan proses dari remaja untuk bisa berubah menjadi individu yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Baca Juga: Rasakan Sensasi Masuk ke Dunia Webtoon di Toko Tahilalats
Oleh karena itu, patah hati hendaknya menjadi proses pembelajaran dari seorang remaja agar tidak mengulangi hal yang sama. Selain itu, hendaknya remaja tidak memikirkannya terlalu dalam supaya tidak terjadi hal-hal yang justru bersifat negatif. Terlebih lagi jika diposting melalui media, tentunya akan membawa dampak yang lebih besar lagi untuk masa depan remaja itu.
Hindari Patah Hati Sejak Dini
Artikel Terkait
KPI Ingatkan Pengelola Siaran Televisi Soal Konten Viral yang Menimbulkan Penyakit Sosial, Jangan Diperluas!
KPI Punya Peran Terhadap Kualitas Generasi Anak Bangsa Melalui Pengawasan Penyiaran di Indonesia
Perspektif Dunia Pendidikan Mengenai Fenomena Cinta Monyet di Kalangan Remaja
Peran KPI terhadap Maraknya Kasus Viral yang Diangkat di TV Indonesia