ngaderes.com - Teamwork atau kerja tim tidak harus selalu bersifat fisik, tetapi bisa juga berupa buah pikiran atau gagasan yang didiskusikan bersama.
Teamwork atau kerja tim yang bersifat fisik contohnya seperti mengerjakan sebuah acara atau event yang melibatkan banyak orang. Ada yang bertugas menata panggung, ada yang menyambut para tamu atau tugas lainnya.
Adapun teamwork atau kerja tim yang berupa buah pikiran atau gagasan hasil diskusi bersama, contohnya saat tim berdiskusi menentukan konsep sebuah acara. Ada yang memberikan ide A, ide B, ide C, atau ide lainnya. Dimana keputusan akhirnya dihasilkan melalui proses berpikir tim yang dilakukan secara bersama-sama.
Ada kalanya suatu pekerjaan bisa dilakukan oleh satu orang saja, tetapi akan mampu memberikan hasil yang lebih baik jika dilakukan bersama-sama.
Budaya di dalam Team
Dua faktor esensial dalam sebuah teamwork yang mampu memantapkan budaya team (culture team), yaitu:
1. Bonding (ikatan)
Bonding akan memastikan bahwa anggota team memiliki komitmen yang kuat. Misalnya terhadap waktu, pengetahuan, keterampilan dan energi untuk mencapai tujuan team. Team yang terikat akan lebih enthusias, loyal kepada organisasi dan team itu sendiri.
Baca Juga: Kepala BPS Jawa Timur: Usia Ideal untuk Bekerja Yakni 25 sampai 54 Tahun
2. Cohesiveness (kesatupaduan)
Cohesiveness (kesatupaduan) adalah rasa kebersamaan dalam kelompok, yang ditandai oleh adanya rasa memiliki dan keterkaitan di antara sesama anggota team.
Itulah dua budaya yang penting dilakukan dalam kerja tim. Jika budaya tersebut biasa dilakukan oleh tim, maka akan tercipta teamwork yang solid, saling tolong menolong dan satu visi misi.
Sehingga mengurangi potensi terjadinya saling menjatuhkan di dalam tim.***
Artikel Terkait
Apa itu Budaya Organisasi?
Tips Organisasi Nyaman, Sehat dan Mencapai Tujuan
Tips Efektif ber- Organisasi