ngaderes.com - El Nino-Southern Oscillation (ENSO) merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan Suhu Permukaan Laut (SPL) di daerah katulistiwa bagian Tengah dan Timur.
Fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) memainkan peranan penting terhadap variasi iklim tahunan.
Pengaruh El Nino-Southern Oscillation (ENSO) sangat terasa di beberapa wilayah Indonesia. Yaitu ditandai dengan jumlah curah hujan lebih kecil dalam tahun ENSO dibandingkan dengan pra dan pasca ENSO, sehingga dapat menyebabkan musim kemarau lebih panjang.
Baca Juga: Timnas Indonesia Optimis Kalahkan Filipina
Selain dapat mempengaruhi tingginya curah hujan, kejadian El-Nino juga berpengaruh terhadap masuknya musim kemarau.
Perubahan iklim akan mengakibatkan perubahan pola iklim tahunan seperti terlambatnya awal musim hujan maupun musim kering. Di samping itu periode musim hujan juga diperkirakan akan lebih pendek.
Selain ENSO, terjadi pula gejala penyimpangan iklim yang dihasilkan oleh interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia di sekitar kathulistiwa yang disebut dengan IOD (Indian Ocean Dipole).
Baca Juga: Ponorogo Kini Punya Water Fountain atau Air Mancur Menari di Telaga Ngebel
Interaksi tersebut menghasilkan tekanan tinggi di Samudera Hindia bagian Timur (bagian Selatan Jawa dan Barat Sumatra) yang menimbulkan aliran massa udara yang berhembus ke Barat.
Artikel Terkait
7 Fakta Unik Teh Hijau yang Cocok Diminum Di Musim Hujan
Perkuat Ketahanan Pangan, BMKG Gencar Edukasi Petani Lewat Sekolah Lapang Iklim
Waspadai 5 Penyakit yang Sering Terjadi Saat Musim Pancaroba
Tips Liburan Saat Musim Hujan Agar Tetap Have Fun
KLHK Gelar Rakornis Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Serta Antisipasi Musim Kemarau Tahun 2023