ngaderes.com – Antitesis kecerdasan alias varian kebodohan yang dimiliki manusia nomor ke enam yakni menyerah pada konspirasi nafsu yang rendah.
Allah SWT menciptakan manusia sudah dibekali dengan kecenderungan terhadap sesuatu. Dorongan tersebut bisa mengajak kepada hal baik maupun kepada keburukan.Antitesis atau atau varian kebodohan yang seringkali menjangkiti manusia yakni menyerah pada nafsu yang rendah.
Baca Juga: Bagian 1: Antitesis Kecerdasan, Cerdas dan Bodoh Versi Allah SWT Versus Versi Manusia
Jika berkaca pada kisah Nabi Yusuf as, salahsatu nabi utusan Allah yang terkanal daya tariknya ini mengajarkan kepada kita mengenai mentalitas saat diuji dengan hawa nafsu.
Beliau mengajarkan mentalitas tidak menyerah pada konspirasi hawa nafsu yang mendatangkan pada keburukan.
Dikisahkan dalam sejarah, Zulaikha, seorang istri menteri keuangan Mesir pada saat itu merupakan majikan Nabi Yusuf AS.
Baca Juga: Bagian 2: Antitesis Kecerdasan, Berat untuk Move On dari Kesyirikan
Ia jatuh hati kepada Nabi Yusuf AS karena terpesona dengan paras menawan dan akhlak beliau.
Maka disusunlah konspirasi secara apik dengan tipu muslihat, Zulaikha membuat terjebak pada kondisi yang menjadikan Nabi Yusuf AS berada dalam pilihan yang cenderung membawanya kepada ketundukan nafsu terendahnya.
Pada saat itu, Nabi Yusuf bisa saja memilih pilihan menyerah pada hawa nafsunya. Namun, Nabi Yusuf AS memilih menahan dan mengendalikan diri. Ia tidak menyerah pada konspirasi hawa nafsu.
Bahkan lebih memilih resiko, seketika Nabi Yusuf AS dimasukan ke dalam penjara dibandingkan mengikuti ajakan Zulaikha.
Dari sini, Nabi Yusuf memberi teladan umat muslim. Sikap beliau adalah bukti memilih kecerdasan dan meninggalkan kebodohan.
Baca Juga: Bagian 4: Antitesis Kecerdasan, Memilih Rule of Life yang Bukan Berasal dari Creator of Life?
Allah SWT mengabadikan kisah Yusuf AS ini dalam Al Quran Surat Yusuf ayat 33.
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh".
Sekali lagi mentalitas menyerah kepada konspirasi yang berbasis nafsu yang rendah adalah satu varian dari Antitesis kecerdasan yang wajib diwaspadai, dan memerlukan benteng mentalitas dan ruhaniah yang bersih dan terhubung kuat kepada sang pemilik kehidupan.
Awalnya manusia memiliki interpretasi menyerah ini secara bertahap, bisa dimulai dari mendiamkan (no comment) lalu simpatik (mencari dukungan pasif) bahkan hingga memberikan partisipasi (mengambil peran) pada akhirnya terbebaslah dari kebodohan. ***
Artikel Terkait
25 Kata-kata Bijak Abu Bakar Ash-Shiddiq yang Menginspirasi Hidup
Amalkan 3 Doa Ini untuk Meminta Bimbingan Allah Sampai ke Surga
Kumpulan Doa yang Bisa Kamu Panjatkan untuk Menyambut Bulan Suci Ramadhan