ngaderes.com - Beberapa waktu lalu Indonesia dihebohkan dengan ditemukannya penjara berisi puluhan orang di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin. Penjara ini diduga sebagai bentuk perbudakan sang Bupati.
Pasalnya para pekerja yang dimasukkan ke dalam sel tahanan tersebut hanya diberi makan dua kali sehari dengan tidak layak dan tidak memiliki akses keluar seperti halnya budak. Ditambah para pekerja mengaku tidak diberi gaji meski sudah bekerja keras di kebun sawit milik Bupati Terbit.
Fenomena ini kembali mengingatkan kita dengan perbudakan yang marak dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu. Meski sekarang istilah budak tidak hanya digunakan dalam ekspoitasi ilegal sebagai mana yang Bupati Terbit lakukan, tapi makna budak yang sebenarnya tidak mengubah esensi hilangnya kebebasan seseorang.
Baca Juga: 7 Doa Para Nabi yang Diabadikan Dalam Alquran
Sebut saja istilah budak korporat dan budak cinta. Kata-kata yang telah awam di kalangan anak muda ini sering kali menjadi guyonan yang menyakitkan. Meski terkadang kita dengan mudah menyebut diri kita atau orang lain sebagai budak korporat dan budak cinta, sejatinya kita tahu bahwa istilah budak memberikan kesan negatif bagi pekerjaan ataupun kisah cinta yang sedang kita jalani.
budak Korporat
Istilah budak korporat mengarah pada orang orang yang bekerja keras demi perusahaan tempat mereka bekerja. Misalnya dengan banyak mengambil lembur, sulit meminta cuti, merasa takut dengan atasan, serta hal-hal lain yang membuat seseorang terlihat seperti budak di zaman penjajahan.
Sebenarnya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mencapai kesuksesan bukan hal yang salah. Namun sayangnya, para budak korporat ini cenderung mendapatkan gaji yang lebih rendah dibanding beban kerja mereka. Hal ini yang semakin menambah anggapan bahwa mereka dijajah dan dieksploitasi.
Baca Juga: Sejarah Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
Padahal sesungguhnya para pekerja korporasi bisa keluar dari istilah ini. Contohnya dengan terus berpikir positif mengenai setiap pekerjaan yang dilakukan, atau mencari lingkungan yang lebih baik jika dirasa membuat semangat kerja turun.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan berusaha dengan sesama pekerja untuk merubah sistem yang berjalan, tidak saling menyindir saat mengambil cuti ataupun menyuarakan aspirasi saat rapat. Setiap orang melalui proses dalam hidupnya. Mungkin saja jika para pekerja menikmati proses tersebut, perasaan menjadi budak dapat hilang dengan sendirinya.
budak Cinta
Istilah budak cinta ini lebih popular lagi di kalangan anak muda. Jika budak korporat mengacu pada masyarakat usia produktif yang sedang bekerja, budak cinta tidak mengenal usai. Dimulai dari anak-anak dengan seragam putih merah hingga kakek nenek yang hanya di rumah.
budak cinta mengambarkan rasa cinta dan sayang yang berlebihan sehingga mau melakukan apapun. Orang tersebut rela berkorban hingga tingkat ekstrim demi membahagiakan orang yang dicintainya. Bahkan tidak jarang orang tersebut mengesampingkan kebutuhan atau kepentingannya sendiri.
Artikel Terkait
Begini Rasul Diutus Untuk Membebaskan Kaum Budak
Kerangkeng Manusia: Budak Versi Bupati Langkat
Keteguhan Akidah Sang Budak, Kisah Bilal bin Rabah