Edukasi- Mungkin kamu sudah tidak asing dengan kata-kata “Quarter Life Crisis”, atau malah sedang lagi mengalami fase ini? Semakin tua, langkah kaki semakin berat. Kukira kakiku menginjak apa, ternyata menginjak dewasa.
-
sumber : kreativv.com
Menjadi dewasa adalah impian bagi anak kecil yang belum mengerti kerasnya dunia, Begitu pula sebaliknya, orang dewasa juga acap kali merasa ingin kembali menjadi anak-anak saat mengalami kesulitan dalam hidup. Namun dewasa merupakan sebuah proses alamiah yang mau ataupun tidak kita tidak bisa menghentikan lajunya waktu. Dimana dala proses perjalanannya, kita seringkali merasakan krisis dalam diri.
Pada fase-fase ini akan muncul pertanyaan yang dapat menggoyahkan semangat hidup kita, misalnya “Apakah aku sudah melakukan pekerjaan yang sesuai?, Rasanya kok hidup begini aja?, Gimana ya masa depanku?” Pertanyaan seperti ini jadi hantu tak bertuan di kepala kita setiap sehari-hari. Mulai dari bangun, pergi ke kantor, sampai kembali ke rumah dan sebelum tidur masih terus terpikirkan. Fase ini biasa disebut dengan Quarter Life Crisis.
Illustration by Amartha
Quarter Life Crisis sendiri merupakan sebuah fase dalam pencarian jati diri yang biasanya terjadi pada usia 25-30 tahun. Biasanya, krisis ini ditandai dengan munculnya rasa bimbang akan kehidupan yang dijalani. Quarter Life Crisis dinilai berdampak pada mereka yang sering merasa kesepian, tidak nyaman, dan depresi.
Meski menyakitkan fase ini merupakan suatu hal yang penting dan sudah seharusnya dialami bagi seseorang. Karena dengan cara seperti inilah seseorang dapat mengenali diri sendiri lebih dalam dan mempersiapkan segala kemungkinan di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan fase ini dengan baik demi kebahagiaan di masa mendatang. Berikut ini tanda-tanda seseorang mengalami quarter life crisis. Yuk diperhatikan dengan baik!
1. Tidak Bahagia Menjalani Rutinitas
Mungkin dari segi finansial kita sudah cukup. Memiliki pekerjaan yang mapan, rumah yang nyaman untuk ditinggali, gadget terbaru, dan tabungan yang cukup. Namun, di antara kecukupan itu terkadang kita merasa ada yang kosong, ada sesuatu yang kurang tapi kita tidak tahu apa itu. Kita juga meragukan apakah rutinitas kerja ataupun hdup yang kita lakukan adalah sesuatu yang kita inginkan atau kita hanya menjalani kehidupan saja tanpa banyak makna berarti.
2. Sering Mencemaskan Apa yang Terjadi Di Masa Depan
Malam-malam adalah waktu yang tepat untuk berpikir berlebihan atau overthinking. Waktu dimana seharusnya kita melepas penat dan melakukan healing setelah bekerja keras di kantor, malah menjadi saat mencemaskan kehidupan. Banyaknya bintang di langit seolah mewakili pertanyaan, pemikiran ataupun suara hati yang tidak bisa diungkapkan saat matahari masih benderang. Hal-hal ini yang kemudian menuntun kita pada kecemasan terhadap hal-hal yang sebenarnya belum tentu terjadi.
3. Minder Melihat Media Sosial Teman
Salah satu cara untuk melepas kebosanan adalah dengan bermain media sosial. Melirik sekilas kehidupan orang lain melalui cerita dan foto yang mereka pajang. Namun, dengan melihat cerita itu terkadang malah menjadikan kita berpikiran yang tidak biasa, misalnya ”Kok dia ga kerja tapi duitnya banyak”,”Kapan ya gue bisa mesra-mesraan kayak gitu”, dan lainnya.
khirnya kita lupa bersyukur bahkan membandingkan hidup kita dengan orang lain. Dari sana kita akan merasa minder atas kehidupan kita sendiri. Padahal seperti yang kita tahu, media sosial memang tempat membagikan hal-hal yang indah aja. Sesuatu yang menyedihkan dan memalukan akan sangat jarang dipamerkan lewat unggahan.
Begitulah tanda-tanda seseorang yang mengalami Quarter Life Crisis. Kamu tidak perlu merasa aneh dan berbeda karena mengalami hal ini. Quarter Life Crisis adalah hal yang wajar dan terjadi pada banyak orang. Jadi, apakah kamu salah satu yang mengalami hal ini?
Referensi
Sari, M. A. P. (2021). Quarter Life Crisis Pada Kaum Millenial. 1–28. http://eprints.ums.ac.id/93077/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf
Penulis: M.Rizki Alfaridzi/Internship
Editor : Hildatun Najah