Edukasi - Siapa yang sekarang tidak tahu persoalan huru-hara kehidupan pernikahan Kinan dan Aris, di serial lokal Layangan Putus? Serial tersebut di adaptasi dari sebuah karya tulis yang diunggah ke sosial media, lalu sempat viral di tahun 2019.
Secara singkat, cerita tersebut berkisah tentang akhir dari perjalanan pernikahan sang penulis dan mantan suami.
Cerita tersebut viral karena tutur kata yang digunakan, membuat setiap yang membacanya tersentuh. Usut punya usut, penulis cerita Layangan Putus sedari dulu memang tertarik dalam bidang kepenulisan.
Dilansir dari haibunda.com, penulis merasakan perasaan rindu akan Menulis ketika memulai Menulis cerita tersebut.
Menulis Ternyata Bisa Dijadikan Sarana Healing
Berangkat dari rasa kesedihan yang berhasil tersalurkan melalui tulisan, ternyata Menulis merupakan aktivitas yang menguntungkan karena bersifat therapeutic atau menyembuhkan. Menurut Elizabeth Sullivan, seorang therapist di bidang pernikahan dan keluarga, bagian paling kuat dalam proses penyembuhan ini adalah manusia yang mempunyai kemampuan untuk melakukan pengamatan pada pikiran dan perasaannya sendiri. Hal ini juga dikuatkan oleh penelitian dari ahli Psikologi Sosial, James Pennebaker dari University Of Texas. Hasil penelitian James mengungkapkan bahwa proses Menulis secara ekspresif mampu menurunkan tingkat stres, anxiety, dan depresi. Belum lagi, ternyata proses Menulis juga meningkatkan kualitas tidur dan membuat pikiran lebih fokus.
Manfaat Dari Proses Healing Dengan Menulis
Menulis juga bisa dijadikan sarana untuk mengenal diri sendiri lebih dalam, karena proses Menulis membuat koneksi antara pikiran-badan-rohani di dalam diri sebagai manusia. Dari Menulis, manusia bisa mengekspresikan diri sendiri, menerima suatu perasaan yang datang, dan tidak jarang bisa meningkatkan kemampuan manusia secara spiritual. Maka dari itu, terapi Menulis juga cocok dilakukan pada orang yang merasa diabaikan, dikucilkan oleh lingkungan, dan juga mengalami trauma di masa lalu. Melalui aktivitas Menulis, seseorang bisa menuangkan segala perasaan dan pengalamannya yang tidak pernah bisa dikatakan secara verbal pada orang lain. Nantinya, hasil tulisan yang bisa dibaca diri-sendiri tersebut bisa membuat mereka lebih mengerti perasaan di dalam diri dan juga mengambil hikmah serta arti dari setiap kehidupan yang dijalani.
Bagaimana Cara Memulai Penyembuhan Dengan Menulis?
Menulis bisa dimulai dari mana saja dan dengan apa saja. Bagi anak-anak, Menulis dalam bentuk cerita dongeng dan fabel memang terdengar sangat cocok. Lebih lanjut, anak-anak yang berbakat dalam bidang musik mungkin juga bisa meluapkan emosinya dengan membuat lagu yang cocok dengan umurnya. Untuk remaja, Menulis tentang kehidupan mereka sendiri sangat berguna untuk mereka yang sedang berada pada fase pencarian jati diri. Dalam hal ini, Menulis diary bisa menjadi media healing bagi mereka. Tahap dewasa, bisa membuat film ataupun Menulis buku dengan tema masalah yang cocok dengan kenyataan masalah yang sedang mereka hadapi. Pada lansia, Menulis review tentang kehidupan mereka sendiri menggunakan foto lama, surat lama, atau kenang-kenangan pribadi. Namun, terlepas dari cocok atau tidaknya metode tersebut untuk usia-usia tertentu, pada akhirnya tahap terapi ini tidak ada yang salah ataupun benar. Temukanlah jenis tulisan yang cocok untuk memulai terapi. Disarankan juga banyak membaca tulisan yang sejenis untuk menambah perbendaharaan kata dan membuat hasil tulisan yang lebih bagus lagi. Sumber: https://psychcentral.com/blog/the-power-of-writing-3-types-of-therapeutic-writing#1 https://hbr.org/2021/07/writing-can-help-us-heal-from-trauma https://www.haibunda.com/trending/20210524173641-93-215831/mommy-asf-ungkap-cerita-di-balik-viralnya-layangan-putus-ternyata Prameswari, Maria Putri Agung. (2021). Writing in Counseling: Media for Self Healing. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Penulis: Galuh Budiati Wangsa/Internship Editor: Fahmi Idris/Internship