ngaderes.com - Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Datangnya bulan Ramadhan selalu dinantikan oleh setiap umat muslim di belahan dunia manapun. Hal ini terjadi karena di bulan Ramadhan, ada banyak keutamaan. Salahsatunya yakni dilipatgandakannya pahala, hingga momen satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan yaitu Lailatul Qadar.
Pastinya, tak ada satu pun muslim yang mau melewatkan kebaikan di bulan Ramadhan ini. Segala macam amal dimaksimalkan untuk mendapatkan banyak pahala di bulan suci ini. Namun, tantangan lain harus dialami oleh kaum wanita. Terkhusus, apabila kedatangan tamu bulanan yang akhirnya mengharuskan ia untuk terhalang dari shaum, shalat wajib dan shalat sunnah lainnya di bulan Ramadhan. Tentunya sebagai muslimah yang taat dan haus akan pahala berlimpah di bulan Ramadhan, hal tersebut membuat sebagian perempuan merasa sedih.
Karena terhalang oleh udzur haid, lantas apakah kaum wanita tidak mendapatkan apa-apa di bulan Ramadhan? Ternyata ada kabar gembira dari Allah dan Rasul-Nya bagi wanita yang mengalami haid di bulan ramadhan. Wanita yang sedang terhalang udzur haid, ternyata masih bisa berlomba dengan wanita lainnya yang tidak haid bahkan masih bisa berlomba dengan kaum pria untuk mendapatkan pahala yang berlipatganda di bulan ramadhan. Bagaimana caranya? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Cari Tahu! Perempuan yang Allah Ceritakan dalam Al Quran, dari Perempuan Kafir sampai Perempuan Beriman
Amalan di Bulan Ramadhan Bagi Wanita yang Haid
Meskipun tidak bisa menjalankan shaum, shalat dan shalat sunnah lainnya, namun jangan berlarut-larut dalam kesedihan ya. Karena masih banyak amalan lain yang bisa dimaksimalkan meski dalam keadaan haid, di antaranya :
1. Sedih pertanda adanya iman
Ternyata perasaan ini bagus. Menurut Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc dalam tausiyahnya di kanal yufid tv menyampaikan bahwa perasaan sedih itu bagus. Karena kesedihan seorang wanita saat dia tidak bisa shaum, tidak bisa shalat, itu adalah bukti bahwa kita sebagai muslimah masih ada iman kepada Allah. Jadikan rasa sedih yang lahir dari rasa cinta dan semangat beramal soleh tersebut sebagai motor penggerak untuk merubah kondisi sehingga hari-hari di mana sedang haid tetap penuh dengan pahala.
2. Tanamkan niat
Dalam kaidah fikih disebutkan bahwa, barang siapa yang bertekad mengerjakan amal ibadah namun ia gagal mengerjakan amalan ibadah tersebut dikarenakan adanya udzur syari, maka kita tetap mendapatkan pahala ibadah tersebut secara sempurna. Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang berjalan di malam hari menuju tempat tidurnya lalu dia bertekad untuk bangun pada tengah malam untuk mengerjakan Lail, namun pejaman matanya mengalahkan dirinya sampai pagi hari. Dia mendapatkan pahala amalan yang dia niatkan. Dan tidurnya merupakan sedekah yang diberikan Rabbnya pada dia.” (HR Ibnu Majah)
Dalam kasus ini, haid pada wanita muslimah termasuk pada kategori udzur syari. Maka barangsiapa dari wanita yang bertekad untuk bershaum dan tarawih serta melaksanakan shalat lainnya sebulan penuh di bulan ramadhan, maka ketika ia berhalangan karena haidnya tetapi ia tetap akan mendapatkan pahala dari amalan ibadah tersebut. MasyaAllah.
3. Segera beralih pada amalan lain
Meski wanita sedang haid berhalangan melaksanakan shaum dan shalat, namum bukan berarti ia tidak bisa mengerjakan amal sholeh lainnya. Wanita muslimah yang sedang haid masih bisa mengerjakan amal sholeh seperti berdzikrullah, beristighfar, berdoa kepada Allah, shalawat, menyiapkan makanan berbuka dan sahur bagi orang yang bershaum, bersedekah dan beramar ma’ruf nahi munkar.
5. Menjauhi larangan Allah adalah ibadah
Menurut tafsir Al Imam Mujahid menjelaskan, tafsir ibadah dalam QS Azariyat ayat 56 adalah ibadah merupakan segala perkara yang Allah perintah dan yang Allah larang. Ibadah bukan hanya perkara mengerjakan segala perintah Allah, namun ketika kita menjauhkan diri dari larangan Allah itu juga adalah ibadah.
Ketika wanita muslimah haid di bulan Ramadhan, dia menjadi terlarang untuk megerjakan shaum dan shalat. Maka ketika wanita muslimah tersebut sadar bahwa larangan tersebut datang dari Allah lalu ia mengerjakannya, itu artinya dia pun sedang ibadah untuk menaati larangan Allah. InsyaAllah, dengan taat pada apa yang Allah larang, wanita muslimah tersebut akan mendapatkan pahala seperti mengerjakan ibadah tersebut.
Baca Juga: Teladan Kisah Khadijah Istri Rasulullah, Perempuan ‘Luar Biasa’ (Part 1)
Dengan syarat, wanita yang sedang haid itu memiliki niat dan tekad yang ditujukan hanya untuk taat pada perintah Allah yang turun berupa larangan. Jadi ketika menaati larangan Allah, wanita tersebut pun sedang beribadah kepada Allah. Contohnya ketika waktu shalat tiba, niatkan dalam hati bahwa kita sebagai muslimah yang sedang haid tidak mengerjakan shalat karena taat pada larangan Allah.
Jadi tidak usah berlarut-larut dalam kesedihan apabila haid datang di bulan ramadhan, sebagai wanita muslim yang taat kita masih bisa menuai pahala dan keberkahan di dalamnya dengan memaksimalkan amalan lainnya dan memperkuat niat yang hanya ditujukan pada Allah SWT. ***
Penulis : Yuyun Yuniar, Pegiat Literasi Siloka Community
Artikel Terkait
Temui Petugas Wanita Saudi Penjaga Masjid Nabawi di Madinah
Asma binti Abu Bakar: Teladan Bagi Wanita (Part1)
Mengenal Sosok Perawat Wanita Muslim Pertama, Rufaida Al Aslamia
Perempuan Muda Karya (PMK) Adakan Talkshow Peran Wanita sebagai Tiang Negara Dalam Mendidik Anak