ngaderes.com - Kisah seorang pelacur masuk surga karena memberi minum seekor anjing, sering kali dipahami secara dangkal oleh banyak orang. Terlebih, kisah ini termasuk ke dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan muslim yang tergolong shahih.
Sehingga membuat pembaca kurang mendalami interpretasi dari sudut pandang proses refleksi untuk setiap orang yang memiliki dosa, bahkan dosa besar hingga di tahap ia dimuliakan karena keimanannya. Inilah proses yang dilalui oleh pelacur masuk surga.
Tentang hadits pelacur masuk surga, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ
“Seorang wanita pezina diampuni oleh Allah. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di sisi sebuah sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan. Si wanita pelacur tersebut lalu melepas sepatunya, dan dengan penutup kepalanya. Lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya ini, dia mendapatkan ampunan dari Allah.” (HR. Al Bukhari no.3321, Muslim no.2245).
Secara bahasa dalam hadits, istilah al-muumisah dalam lisaanul arab memiliki arti :
وامرأَةٌ مُومِسٌ ومُومِسَةٌ: فاجرة زانية تميل لمُرِيدِها
“Wanita muumis atau muumisah artinya: wanita ahli maksiat, pezina, yang menggoda orang-orang yang menginginkannya.”
Zina yang dituliskan dalam 2 bentuk tulisan arab ٱلزِّنَىٰٓ atau الزِّنَا sama-sama memiliki penjabaran berbagai makna.
Salah satu penjabaran maknanya adalah Asy-syu’uuru biddiiqqa yang menyebabkan perbuatannya menimbulkan perasaan sempit dan terhimpit atau gelisah yang sulit untuk beraktivitas. Sehingga, kata-kata muumis bisa disebut juga sebagai pezina atau pelacur dalam konteks yang umum.
Dalam hadits tersebut, digambarkan seorang pezina/ pelacur melihat ada anjing yang sedang mencari minum dan terlihat lemas hampir mati kehausan. Ketika dia memberi minum itu, dia sadar dengan dirinya. Anjing seekor hewan yang najis dan keadaannya terhina. Namun ketika diberikan air minum, tiba-tiba bisa berubah kondisinya beraktivitas dengan baik.
Secara psikologis, ia akan menyadari bahwa dirinya manusia bukan hewan. Refleksinya, meskipun pernah melakukan perbuatan hina, mengapa dia tidak berubah dengan mencari air kehidupan yang memberinya energi sebagaimana anjing ini yang memiliki energi.
Dalam Al-Qur’an, terdapat ayat “Allah menurunkan air dari langit lalu menghidupkan tanah yang kering menjadi subur kembali”.
Wahyu itu dalam syari’at disebut air. Allah menurunkan wahyu dari langit berupa ajaran-ajaran membuat hati yang kering jadi subur kembali untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Setelah ia sadar dengan perbuatan itu, maka bertaubatlah dirinya. Taubat itu yang menggugurkan dosanya, berubahlah ia jadi melakukan amal sholeh, dan amal sholehnya yang menjadikan ia terjamin syurga di sisi Allah dengan segala keikhlasannya.***
Artikel Terkait
Inilah 7 Hadits Tentang Menjaga Kesehatan dan Kebersihan
10 Ayat Al Quran dan Hadits tentang Keutamaan Sedekah