ngaderes.com - Kita mungkin pernah merasakan sakit hati, entah karena perlakuan tidak baik orang lain kepada kita ataupun disebabkan hal lain.
Sebaliknya, orang lain pun bisa saja merasakan sakit hati disebabkan oleh kesalahan atau perlakuan tidak baik dari diri kita kepadanya.
Rasa sakit hati seringkali memicu rasa benci di hati manusia. Tak hanya itu, hati yang suci bisa menjadi kotor dengan menyimpan rasa dendam, rasa iri dan dengki kepada orang lain. Kemudian, kotornya hati juga bisa disebabkan oleh maksiat yang dilakukan oleh diri.
Baca Juga: Buruan Sae Kini Hadir di Komplek Real Estate
Lantas bagaimana cara kita membersihkan hati dari rasa-rasa tersebut?
Pertama, rasa benci, iri, dengki, dendam yang bersemayam di dalam hati, hanya bisa dihilangkan dengan memaafkan segala kesalahan orang yang pernah menyakiti dan melukai hati kita. Ya, dengan memaafkan.
Tidak semua orang mudah memaafkan kesalahan orang lain, apalagi jika kesalahan tersebut cukup fatal. Namun tidak ada cara lain yang bisa membuat hati kita tenang kecuali dengan memaafkan.
Jika Tuhan saja selalu memaafkan kesalahan-kesalahan kita, mengapa kita sulit memaafkan kesalahan orang lain?
Belajar dan berproses untuk memaafkan adalah lebih baik dari pada menutup pintu maaf. Meskipun perlu waktu yang tidak sebentar sampai hati kita benar-benar ikhlas memaafkan, hal itu lebih baik dari pada tidak belajar memaafkan sama sekali.
Saat hati sudah ikhlas memaafkan, maka rasa benci, iri, dengki, dendam yang ada di dalam hati akan hilang dengan sendirinya.
Kedua, hilangkan rasa iri dengki dengan bersyukur. Rasa iri dengki biasanya muncul di dalam hati saat kita tidak memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain.
Penyakit hati seperti itu hanya bisa dihilangkan dengan rasa syukur. Saat kita bersyukur dengan apa yang kita miliki, maka rasa iri dengki tidak akan tumbuh di dalam hati.
Bahkan jika kita bersyukur, saat orang lain memiliki dan mendapatkan apa yang belum kita punya, kita akan mendukung dan ikut berbahagia atas pencapaiannya. Indah bukan?
Dengan demikian, hati kita akan selalu merasa bahagia dan dekat dengan ketenangan. Rasa iri dengkipun musnah dari hati kita.
Artikel Terkait
Hati atau Otak, Mana yang harus Didahulukan?
Iman, Sudahkah Ia Tertanam dalam Hati?
Kisah Hindun binti Utbah, Hijrahnya Si Pemakan ‘Hati’ Paman Nabi
Dampak Patah Hati Terhadap Psikologis Remaja
10 Kata-Kata Bijak dari Imam Syafii yang Menyejukkan Hati